
Di Atas Langit Masih Ada Langit, Emas Diramal Capai US$ 3.500

Jakarta, CNBC Indonesia Rekor tertinggi harga emas dunia dunia US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan kemarin, nyaris satu dekade lamanya. Hari ini, Selasa (28/7/2020) harga emas emas dunia sekali lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa lagi.
Berdasarkan data Refinitiv, emas pagi ini melesat nyaris 2% ke US$ 1.980,56/troy ons pagi tadi yang kini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, jauh di atas rekor kemarin US$ 1.945,16/troy ons,
Ibarat di atas langit masih ada langit, emas sepertinya masih akan terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Ramalan terbaru setelah emas mencetak rekor datang dari Barry Dawes, dari Martin Place Securities, dalam 2 tahun ke depan harga emas disebut akan mencapai US$ 3.500/troy ons.
"Terlihat sangat signifikan seberapa cepat emas melewati US$ 1.923 yang merupakan rekor sebelumnya. Fakta lainnya, emas sangat mudah melewati level US$ 1.800" kata Dawes sebagaimana dilansir CNBC International.
"Yang ingin saya katakan, ini adalah pasar yang sangat, sangat kuat. Saya melihat emas akan mencapai US$ 3.500/troy ons dalam waktu 2 tahun ke depan" tambahnya.
Sementara itu, Garth Bregman dari BNP Paribas Wealth Management memprediksi harga emas akan berkonsolidasi terlebih dahulu di sekitar US$ 2.000/troy ons, sebelum kembali melesat.
"Kami tidak melihat katalis yang akan menghentikan penguatan harga emas dalam jangka pendek. Faktanya, faktor-faktor yang membuat emas melesat ke rekor tertinggi masih tetap ada," kata Bregman, sebagaimana dilansir CNBC International.
Analis lainnya, Jurge Kiener dari Swiss Asia Capital bahkan lebih bullish lagi, secara teknikal ia melihat ada peluang emas mencapai US$ 8.000/troy ons.
"Jika anda melihat secara teknikal, anda akan dapat mengambil gap dari level bottom ke top, sehingga target penguatan ke US$ 2.834/troy ons, dan itu merupakan target awal yang akan dicapai cukup cepat," kata Kiener.
Secara historis, Kiener melihat harga emas akan naik sebanyak 7 sampai 8 kali lipat dari level bottom.
"Jika anda melihat struktur bottom di US$ 1.050/troy ons, di kali tujuh, maka target harga emas selanjutnya US$ 8.000/troy ons," katanya.
Untuk diketahui, level bottom emas yang dimaksud tersebut terjadi pada Desember 2015.
Menurut Kiener yang membuat emas menjadi menarik adalah return yang dihasilkan emas lebih tinggi dalam 12 bulan ke depan ketimbang obligasi (Treasury) AS.
Yield Treasury AS saat ini berada di kisaran 0,61%, tentunya sangat rendah ketimbang kenaikan harga emas di tahun ini, dan potensi ke depannya, seandainya melesat lebih tinggi lagi ke US$ 3.500/troy ons misalnya.