Ulasan Sepekan

Saham Farmasi jadi Raja, Saham Rokok Terpuruk Habis-habisan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 July 2020 16:37
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,07% jika dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu di level 5.079,585, berkat lonjakan saham sektor farmasi di tengah eforia uji kandidat vaksin Covid-19 oleh PT Bio Farma.

Menurut data RTI, dua dari lima saham yang menguat tertinggi adalah saham BUMN farmasi yang merupakan anak usaha PT Bio Farma, yakni PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Keduanya melesat ratusan persen, masing-masing sebesar 133% dan 114%.

Pada Selasa kemarin, pemerintah mengumumkan bahwa kandidat vaksin corona dari China telah tiba di Indonesia untuk pengujian bersama Bio Farma. Uji klinis tahap ketiga ini akan mulai Agustus. Jika lancar, Bio Farma bakal memproduksi 100 juta dosis vaksin per tahun.

Temuan vaksin akan membalikkan kembali perekonomian ke laju ekspansi. Saat ini, total penderita Covid-19 di Indonesia mencapai 95.418 orang. Dari jumlah itu, 53.495 orang dinyatakan sembuh dan 4.665 orang lainnya meninggal.

Sebaliknya saham yang ambrol dengan koreksi terburuk di antaranya adalah PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP, dan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Nilai koreksinya dalam sepekan masing-masing mencapai -12,5%, -8,4%, dan -6,4%.

Saham emiten unggulan HMSP anjlok setelah perusahaan yang dikendalikan oleh Philip Morris ini melaporkan kinerja penjualan rokoknya per semester I-2020 yang merosot 11,8% menjadi Rp 44,7 triliun.       

Mengutip laporan keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan penjualan itu disebabkan oleh merosotnya penjualan rokok lokal jenis sigaret kretek mesin (SKM) juga turun dari Rp35,92 triliun menjadi Rp30,5 triliun.

SKM selama ini menyumbang utama pendapatan perseroan, dengan kontribusi yang terus menurun. Pada Juni 2019, porsi penjualan SKM mencapai 70,8%, tetapi kali ini kontribusinya hanya sebesar 68,2%.

Di sisi lain, penjualan ekspor periode ini yang hanya Rp 142,67 miliar, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 191,35 miliar. Penjualan sigaret putih mesin (SPM) juga anjlok dari Rp5,44 triliun menjadi Rp4,3 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngenes! Saham Farmasi ARB Lagi, Kena Prank Sampe 5 Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular