Hattrick! Obligasi RI Tangguh Meski Pasar Saham Ambles

Haryanto, CNBC Indonesia
25 July 2020 14:36
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia hari ini, Jumat (24/7/2020) terpantau menguat karena investor tumbuh optimis terhadap upaya-upaya pemerintah dan juga Bank Indonesia (BI) guna menjaga stabilitas ekonomi dari guncangan pandemi virus corona (Covid-19).

Kolaborasi antara Kemenkeu dan BI yang sepakat untuk berbagi beban atau burden sharing guna mempercepat pemulihan ekonomi tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) sebagai pembiayan defisit APBN.

Dalam skema ini, pemerintah membagi pembiayaan menjadi dua yakni public goods dan non public goods. Untuk public goods, BI akan membeli Surat Berharga Negara (SBN) melalui mekanisme private placement dan bunga ditanggung oleh BI 100%.

Pembelian SBN oleh BI melalui private placement ini akan dilakukan mulai akhir Juli ini atau pekan depan dengan tenor 5 hingga 8 tahun. Tenor ini lebih sebentar dari tenor awal yang dikatakan Sri Mulyani selama 10 tahun.

"SKB dengan BI, kita di atas 5 tahun sampai 8 tahun untuk tenornya. Kita bahas sedemikian rupa, kita sepakat dengan BI tenornya yang 5 tahun - 8 tahun," ujar Luky Alfirman, Direktur Jenderal PPR Kementerian Keuangan.

Penguatan obligasi RI tersebut menjadi penguatan untuk hari ketiga, artinya obligasi RI mencatatkan hattrick dalam sepekan ini. Dua hari sebelumnya obligasi terapresiasi menyambut kabar pengembangan kandidat vaksin Covid-19 yang hampir final dan segera beredar.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan bahwa uji vaksin Covid-19 hampir final dan siap beredar di Indonesia pada awal tahun 2021 mendatang.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 dengan penurunan yield 10,60 basis poin (bps) menjadi 6,109%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Perbandingan Yield SBN RI 24 Juli 2020

 

Seri

Jatuh tempo

Yield 23 Juli'20 (%)

Yield 24 Juli'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 24 Juli'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.215

6.109

-10.60

6.0110

FR0082

10 tahun

6.992

6.909

-8.30

6.8255

FR0080

15 tahun

7.449

7.362

-8.70

7.3018

FR0083

20 tahun

7.524

7.434

-9.00

7.3942

Sumber: Refinitiv

 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga mengalami penguatan. Indeks tersebut naik 0,02 poin atau 0,01% menjadi 285,22 dari posisi kemarin 285,20.

Penguatan di pasar surat utang hari ini senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Jumat ini (24/7/2020), Rupiah menguat 0,07% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.540/US$ di pasar spot.

Hal ini mencerminkan bahwa vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh berbagai negara termasuk Indonesia efektif meningkatkan kepercayaan investor bahwa perekonomian akan berangsur-ansur pulih dan aktivitas ekonomi dapat di buka kembali secara normal. Oleh karena itu, investor mulai mengalirkan dananya ke aset pendapatan tetap (fixed income) ini.

Selain itu, upaya-upaya pemerintah dan BI guna menjaga stabilitas ekonomi menambah optimisme investor  untuk masuk pasar keuangan RI.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular