
Tragis! Kabar Terbaru, Jouska Ternyata Kelola Dana Klien?

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu persatu-satu klien PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska) menceritakan kerugian investasi yang dialami. Klien tersebut menyebutkan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan investasi kepada Jouska dan tidak pernah ikut campur saat menentukan saham pilihan investasi.
Informasi tersebut di dapat dari beberapa klien Jouska yang dihubungi CNBC Indonesia. Para klien tersebut menunjukkan bukti kontrak bahwa menggunakan jasa penasihat keuangan dari Jouska.
Salah satu klien yang hanya bersedia disebutkan inisial yakni "L" menceritakan pengalaman selama menjadi klien Jouska sejak 2018.
Pada awal pertemuan dengan salah satu staf pemasaran Jouska, dirinya dibuatkan perencanaan keuangan mulai dari pemetaan aset hingga mengatur arus dana di keluarga
"Awalnya sebelum masuk Jouska saya simpan uang di reksa dana sebuah bank. Lalu saya minta dibuatkan plan sekolah anak karena memang ada plan menikah di tahun 2018 juga," tuturnya menceritakan ke CNBC Indonesia melalui pesan singkat.
Dia melanjutkan, setelah menghitung skenario sekolah anak, pihak Jouska menyarankan untuk alokasi sekolah anak di tempatkan di investasi saham. Pertimbangannya karena horizon investasi yang panjang.
Akhirnya L dan Jouska membuat kesepakatan kontrak, pada pertengahan 2018. Kontrak Perjanjian Kerja dibuat dengan dua perusahaan yang berbeda.
Satu kontrak dengan PT Jouska Finansial Indonesia dan satu kontrak dengan PT Mahesa Strategis Indonesia. Kedua perusahaan berada di alamat yang berbeda.
Jouska beralamat di Menara Thamrin, Lantai 15, Suite 1502. Sementara itu, Mahesa beralamat di Plaza Index Top Floor. Namun kedua surat kontrak tersebut ditandatangi oleh orang yang sama.
Berdasarkan penelusuran, Mahesa Stratagis Indonesia mengaku sebagai konsultan keuangan yang menjadi mitra asosiasi untuk sebuah perusahaan konsultasi terkemuka di Jakarta.
"Dengan dedikasi partner yang sudah berpengalaman lebih dari 15 tahun di bidang keuangan, kami mendirikan MSI untuk memperkokoh posisi sebagai salah satu konsultan keuangan terbesar di Indonesia dengan portofolio klien yang beragam dari berbagai industri," tulis keterangan perusahaan tersebut.
Kembali ke L, ia lalu menceritakan, pada awalnya Jouska melaporkan dananya ditempatkan pada saham-saham yang menurutnya masih wajar. "Pada awalnya yang dibeli saham-saham "normal" yang saya tau produknya," katanya.
Dari catatan L, beberapa saham yang sempat di investasikan Jouska seperti saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan beberapa saham lalu.
Sampai suatu ketika di 2018, L diundang pihak Jouska ke acara publik expose penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Pihak Jouska meminta L untuk datang sekedar melihat-lihat saja.
"Di situ ternyata ada IPO LUCK, perusahaan IT, saya lihat di websitenya ada Big Four audit company juga. gak curiga saya," cerita L.
Pihak Jouska kemudian menyarankan, "kalau saham IPO, Ibu invest waktu launching nanti returnnya lumayan," cerita L, mengulang kata-kata advisor dari Jouska.
Bankan advisor Jouska juga sempat menganalogikan dengan cerita sukses saham Amazon. "Ya kayak kata-nya Aakar (CEO & Founder Jouska) yang soal Amazon itu," kata L.
Untuk pertama kali Jouska membelikan saham LUCK sebagai portofolio L pada harga Rp 610 di akhir 2018. Tak lama berselang, saham yang dibeli pada harga tersebut sempat di jual oleh Jouska.
Lalu pihak Jouska kembali membeli saham LUCK pada harga Rp 1.935/unit. L kecewa setelah harga terus turun, tapi pihak Jouska tidak melalukan cutloss.
Padahal saat membeli saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di harga Rp 2.200/unit, pada saat harga turun Rp 1.795/unit pihak Jouska langsung menjual saham tersebut.
Alasan pihak Jouska waktu melepas saham PGAS karena untuk trading cepat. Harga turun dan sudah break support, menurut tim Jouska. Jadi keputusan menjual karena memprioritaskan risiko, sebut pesan singkat dari pihak Jouska ke L.
"Anehnya disini baru sebentar mereka langsung cutloss, sedangkan LUCK dibiarkan saja," tutur L.
HALAMAN SELANJUTNYA >> INSIDER DAN PENGAKUAN BOS JOUSKA >> NEXT
Selain L, ada juga klien Jouska yang sudah merencanakan untuk melakukan somasi. Klien ini juga enggan disebutkan namanya, kita sebut saja K.
Seperti dituliskan dalam kronologis, K menghubungi Jouska pada Agustus 2018 melalu email. Tujuannya meminta Financial Advice terkait pelunasan KPR dan diberikan Form Data Keuangan yang harus diisi.
Lalu pada pada bulan yang sama dilaksanakan entry meeting antara K dengan Financial Advisor yang ditunjuk Jouska. Lalu diberikanlah analisa investasi.
Waktu itu, menurut saran Jouska ke K, menginvestasikan dana di lembaga reksa dana tidaklah tepat, dan diberikan saran agar dana tersebut diinvestasikan langsung melalui mekanisme pembelian saham yang nantinya akan dikelola oleh Jouska.
Lalu pada Oktober, Jouska mengirimkan email berupa draf perjanjian. juga ada dua Perjanjian Kerja antara PT. Jouska Finansial Indonesia dengan K dan Perjanjian Kerja Nomor antara PT. Amarta Investa Indonesia dengan K.
Lalu pada April 2020 dilakukan online meeting yang pada intinya membahas mengenai tindak lanjut pengelolaan Dana Investasi milik K. Hasilnya, dikirimlah Surat Pernyataan Jouska yang berisi, Jouska akan melakukan bantuan pemulihan portofolio investasi saham atas nama K.
Respons K, merasa berkeberatan dengan Surat Pernyataan yang berisi bantuan pemulihan portofolio saham miliknya. Seharusnya Jouska melakukan pertanggung jawaban mengenai portofolio K secara langsung.
Atas Surat Pernyataan tersebut K merasa Dana Investasi miliknya yang dikelola oleh Jouska dalam bentuk portofolio sengaja dipermainkan.
Selanjutnya, pada Mei 2020, K menerima dokumen berupa Perjanjian Kerja (Pernyataan Kembali) dari Jouska. Disamping itu K menerima dokumen berupa draf Surat Pertanggung Jawaban Pengelolaan Dana Investasi miliknya yang ditandatangani oleh PT. Mahesa Strategis Indonesia.
K merasa ada yang aneh, merasa dirinya tidak mempunyai hubungan hukum dengan PT. Mahesa Strategis Indonesia. Pasalnya dalam Surat Perjanjian Kerja, Jouska mempercayakan dana investasi miliknya dikelola oleh PT. Amarta Investa Indonesia.
K menilai Jouska mengalihkan tanggung jawab secara sepihak mengenai Dana Investasi miliknya yang dikelola PT. Amarta Investa Indonesia ke PT. Mahesa Strategis Indonesia.
Kemudian, K juga mempersoalkan Dana Investasi di Rekening Dana Investasi miliknya dibelikan saham PT. Sentral Mitra Informatika Tbk dengan kode saham LUCK oleh Josuka.
"Bahwa dalam hal ini terdapat itikad buruk dari PT. Jouska Finansial Indonesia dalam hal pengelolaan Dana Investasi milik saya, hal ini semakin terkuak bahwasanya terdapat indikasi kepemilikan saham LUCK tersebut masih terafiliasi dengan Founder PT. Jouska Finansial Indonesia"
Bahwa dalam hal ini terdapat indikasi Insider Trading dalam pengelolaan Dana Investasi di Rekening Dana Investasi milik K.
Founder dan CEO Jouska Indonesia, Aakar Abyasa Fidzuno memberikan penjelasan terkait keluhan yang disampaikan oleh mantan dan klien.
"Perlu kami luruskan bahwa Jouska tidak bisa melakukan transaksi jual dan beli di akun milik klien. Kami juga sudah sampaikan hal ini ke klien kami tersebut," kata Aakar melalui siaran pers.
Dalam siaran pers tersebut juga disebutkan, PT Jouska Finansial Indonesia merupakan perusahaan perencanaan keuangan independen yang berdiri sejak tahun 2017. Ruang lingkup pekerjaan sebagai pemberi nasihat dan/atau saran terkait perencanaan keuangan termasuk edukasi investasi pada produk yang secara hukum telah terdaftar di OJK, seperti surat utang maupun saham.
Konsultasi bersama Jouska dapat dilakukan secara online maupun offline berbasis waktu dan kebutuhan. Dalam melakukan setiap edukasi, para nasabah atau klien dibekali dengan pengetahuan mulai dari analisis ekonomi global dan domestik, analisis industri, analisis laporan keuangan, dan analisis manajemen perusahaan, analisa risiko,serta pengaplikasiannya dalam keputusan finansial.
Saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Aakar juga menjelaskan dalam memberikan rekomendasi saham untuk investasi, Jouska selalu memberikan beberapa saham yang menjadi pilihan.
"Kenapa LUCK? Kita memilih beli itu misal LUCK itu lagi uptrend [menguat] kala itu di 2019. Saham yang lagi uptrend kenapa tidak untuk direkomendasikan, kemudian sampai Mei (2019) itu mereka masih bagi dividen beda lho, itu beda sama saham gocap [saham Rp 50]. Dan kita tidak merekomendasikan investasi bodong. Saham yang ada di BEI itu legal untuk dijual dan dibeli," kata Aakar, kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/7/2020).
Terkait dengan permintaan klien untuk menjual saham LUCK, Aakar mengatakan, bahwa Jouska juga sudah memberikan rekomendasi. "Jika saat itu uptrend, maka artinya wajar untuk menjadi sebuah pilihan, apalagi jika pada masa tersebut market sedang sideways. Saham yang ada di BEI itu legal untuk dijual dan dibeli," tambah Aakar lagi.
Aakar memberikan contoh, saham Amazon pada saat dilepas di pasar perdana (initial public offering/IPO), cuma sedikit investor yang berminat membeli saham Amazon. Sekadar catatan, Amazon resmi melantai di bursa Wall Street pada 15 Mei 1997.
"Tahu nggak waktu itu Amazon IPO, siapa mau beli saham itu yang katanya nggak jelas di awal-awal. Lha, coba sekarang berapa saham Amazon?" kata Aarka.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Klien, Jouska Bantah Bisa Jual-Beli Langsung Saham Anda!