Tertekan Terus, Harga Batu Bara Bakal Sentuh Level Terendah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara sempat naik tipis tetapi kemarin kembali mengalami koreksi. Harga batu bara masih tertekan dan belum bergairah. Ada kemungkinan harga akan kembali menyentuh titik terendahnya.
Rabu (22/7/2020) harga batu bara acuan Newcastle untuk kontrak yang aktif diperdagangkan melemah 0,93% ke US$ 53,5/ton. Pada periode 15 - 22 Juli, harga batu bara telah terkoreksi 3,6%.
Harga batu bara menyentuh titik terendah pada 27 April 2020 di level US$ 50,9/ton. Setelah menyentuh level terendahnya di tahun ini, harga batu bara kemudian bergerak sideways dan tak pernah tembus ke atas US$ 60/ton.
Merebaknya kembali wabah Covid-19 di Australia sampai saat ini belum dinilai dapat mempengaruhi produksi Negeri Kangguru. Hotspot wabah adalah Melbourne, Victoria, yang secara geografis jauh dari daerah penghasil batubara ekspor utama di NSW dan Queensland.
Di wilayah ini, pembatasan mobilitas belum diperketat, tetapi Sydney dan NSW telah mencatatkan pertumbuhan dalam jumlah kasus. Pada tahap ini, wabah tersebut kemungkinan tidak akan berdampak signifikan pada produksi atau ekspor batu bara Australia.
Impor batu bara termal di dua belas pelabuhan utama India turun 35% menjadi 17,71 juta ton pada kuartal pertama tahun fiskal India saat ini (April hingga Juni), menurut Asosiasi Pelabuhan India (IPA).
Terkena dampak pandemi, impor batu bara kokas juga mencatatkan penurunan sebesar 28% menjadi 10,69 juta ton pada kuartal tersebut. Pelabuhan-pelabuhan ini telah menangani 27,13 juta ton batu bara termal dan 14,95 juta ton batu bara kokas selama periode April-Juni tahun anggaran sebelumnya.
Beralih ke negara lain, impor batubara Vietnam tercatat melonjak 60,3% (yoy) pada Juni 2020 menjadi 6,3 juta ton, menurut data Refinitiv Coal Flow. Vietnam menjadi salah satu dari sedikit pasar di mana permintaan batu bara telah tumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Negara ini secara aktif beralih ke batu bara impor untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dari sektor pembangkit listrik tenaga batu bara. Angka untuk enam bulan pertama tahun 2020 menunjukkan Vietnam mengimpor total 31,5 juta ton batu bara atau naik 53,8% dibandingkan dengan semester I-2019.
Impor batu bara paling banyak berasal dari Australia (10,8 juta ton), Indonesia (9,8 juta ton) dan Rusia (4,4 juta ton).
Dari sisi pasokan, produksi batu bara mentah China mencapai 334,28 juta ton pada Juni, turun 1,2% dari Juni 2019 tetapi naik 4,84% dari Mei 2020, jika mengacu pada data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan pada 16 Juli.
Output rata-rata harian mencapai 11,14 juta ton pada bulan Juni, naik tipis 0,86 juta ton dari Mei. Total produksi batu bara negara itu naik 0,6% YoY menjadi 1,81 miliar ton dalam enam bulan pertama tahun ini, sedangkan output turun 0,5% dalam tiga bulan pertama, menunjukkan aktivitas penambangan batu bara meningkat pada kuartal kedua.
Ini konsisten dengan peningkatan konsumsi batu bara Tiongkok pada kuartal kedua, karena ekonominya pulih dari penurunan tajam permintaan akibat lockdown pada kuartal pertama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Menguat sih, tapi Harga Batu Bara Rawan Koreksi
(twg/twg)