Roundup

Produksi Vaksin Mulai Q1-2021, Ada Sekuritas Bakal Jadi MI

Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 July 2020 09:43
Sinovac, Vaksin Covid-19 (Dok.Sinovac.com)
Foto: Sinovac, Vaksin Covid-19 (Dok.Sinovac.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa kemarin (21/7/20) ditutup menguat dengan kenaikan sebesar 1,26% ke level 5.114,70 poin.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 94,20 miliar di seluruh pasar dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,43 triliun.

Penguatan indeks ini terjadi setelah kandidat vaksin corona dari China telah tiba di Indonesia dan akan melakukan uji klinis. Uji klinis tahap ketiga ini dilakukan di dalam negeri dan akan mulai pada Agustus 2020 mendatang.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan perusahaan telah menyiapkan kapasitas produksi maksimal 250 juta dosis. Produksi akan mulai dilakukan 6 bulan setelah vaksin mulai diujikan kepada sampel.

"Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada Q1-2021 mendatang, dan kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis," kata Honesti dalam keterangannya, dikutip Selasa (21/7/2020).

Sementara vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan raksasa farmasi seperti Pfizer, Moderna serta AstraZeneca dan Universitas Oxford setelah dinyatakan lulus uji coba ke manusia di tahap awal juga menopang bursa saham Wall Street AS yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia).

Berikut beberapa informasi pasar yang bisa menjadi pertimbangan investor:

1. LPS Siapkan Aturan Turunan untuk Penempatan Dana di Bank

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kini memiliki kewenangan lebih sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2020. Kewenangan LPS yang diperluas ini salah satunya bisa menempatkan dana secara langsung di sebuah bank. Selain itu LPS yang pada awalnya mengurus bank gagal kini bisa menjadi pemasok likuiditas bank yang belum gagal.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan pihaknya siap menyiapkan aturan turunan untuk penempatan dana hingga mengobati bank sakit.

2. Siap Uji Klinis, Harga Jual Vaksin Covid Ditaksir Rp 146.000

Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) memperkirakan harga jual vaksin Covid-19 yang akan mulai diproduksi massal tahun depan akan berkisar antara US$ 5-US$ 10 atau setara dengan Rp 73.000-Rp 146.000, asumsi kurs Rp 14.600/US$) per dosisnya ketika sudah dilempar ke pasar.

Namun demikian, harga ini masih perkiraan dan baru akan ditentukan ketika produksi sudah dimulai.

3. Ditopang Farmasi, Laba Sido Muncul Semester I Tembus Rp 414 M

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan laba bersih Rp 413,79 miliar pada semester I-2020 atau per Juni 2020, naik 11% dibandingkan dengan periode semester I-2019 yakni sebesar Rp 374,12 miliar.

Berdasarkan data laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), produsen jamu Tolak Angin tersebut mencatatkan pendapatan naik 3,5% tipis menjadi Rp 1,46 triliun, dari periode yang sama di Juni 2019 yakni Rp 1,41 triliun.

Penjualan terbesar dari jamu herbal dan suplemen yakni sebesar Rp 923,20 miliar, meski turun dari sebelumnya Rp 943,11 miliar.

4. Wah, Ada Sekuritas Mau Ganti Usaha Jadi Manajer Investasi

Salah satu perusahaan sekuritas (broker) di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) berencana mengganti usaha dari perusahaan efek menjadi perusahaan manajer investasi (MI) guna memaksimalkan peran dalam pengelolaan investasi.

"Guna mendorong pertumbuhan kinerja usaha perseroan secara berkelanjutan dan untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham di masa mendatang, maka kami memandang bahwa perlu adanya pemisahan yang tegas antara bidang perusahaan efek yang menjalankan kegiatan PPE dan PEE dengan bidang investasi," tulis dokumen Studi Kelayakan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.

5. Jatuh Tempo Agustus, Anak Usaha APLN Negosiasi Utang Rp 350 M

Anak usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Sinar Menara Deli (SMD) telah mendapat persetujuan dari investor untuk memperpanjang waktu jatuh tempo surat utang jangka menengah atau Medium Term Note (MTN) senilai Rp 350 miliar setahun ke depan.

Surat utang tersebut seharusnya jatuh tempo pada 20 Agustus 2020. Atas meningkatnya risiko likuiditas tersebut, lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings menurunkan peringkat Agung Podomoro Land dan ratingobligasi senior sebesar US$ 300 juta yang diterbitkan APL Realty Holdings Pte. Ltd pada 2 Juni 2017 dari sebelumnya CCC+ menjadi CCC-.

6. SP Bumiputera: Pegawai Diintimidasi & Duit Nasabah Tak Jelas

Masalah kesulitan likuiditas yang terjadi di PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 jadi benang kusut yang hingga kini masih belum terselesaikan. Setidaknya, tahun ini jumlah oustanding klaim jatuh tempo mencapai Rp 5 triliun, nasib jutaan nasabah Bumiputera, masih terlunta.

Ketua Umum Serikat Pekerja Niaga Bank dan Asuransi, Bumiputera Rizky Yudha Pratama mengatakan, ada sekitar 4 juta nasabah Bumiputera yang tersebar di seluruh Indonesia yang terancam gagal bayar.

7. Emiten CPO Milik Sandiaga Uno Siap Buyback, Saham Minus 7%

Emiten perkebunan sawit PT Provident Agro Tbk (PALM) yang dikendalikan Grup Saratoga milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaja, menyiapkan dana sekitar Rp 28,93 miliar untuk melakukan pembelian kembali atau buybacksaham.

Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, Selasa ini (21/7/2020), besaran buybacksaham itu akan dilakukan sebanyak-banyaknya 110 juta saham perseroan atau setara dengan 1,55% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh.

8. Terbongkar! Jiwasraya Investasi Emiten Heru Hidayat 30% Lebih

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) selain berinvestasi di saham-saham gorengan, juga jor-joran berinvestasi di reksa dana. Dalam lanjutan sidang kasus Jiwasraya kemarin, Senin (20/7/2020), juga terungkap penempatan investasi pada saham perusahaan milik Heru Hidayat yang menyalahi aturan.

Hal ini diungkapkan dalam fakta persidangan tindak pidana korupsi dan pencucian uang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin kemarin (20/7/2020). Ada lima saksi yang hadir dalam kesempatan tersebut, mereka mewakili lima perusahaan manajer investasi, antara lain, PT Pool Advista Asset Management, OSO Manajemen Investasi, Sinarmas Asset Management dan GAP Capital.

8. Djokosoetono Borong Saham Blue Bird, Gojek Pegang Berapa?

Adrianto Djokosoetono, Direktur PT Blue Bird Tbk (BIRD)menambah kepemilikan saham emiten pengelola taksi Blue Bird ini dengan membeli sebanyak 315.000 saham BIRD dengan nilai transaksi sebesar Rp 303,48 juta.

Transaksi beli itu dilakukan dalam dua hari perdagangan dengan lima kali transaksi di antaranya dengan harga saham Rp 985-995/saham, antara 14 Juli dan 15 Juli lalu.

10. Usai Rilis Bond, Chandra Asri Dapat Utang dari DBS Rp 2,9 T

PT Bank DBS Indonesia memberikan pinjaman pembiayaan senilai US$ 195 juta atau setara dengan Rp 2,9 triliun (kurs Rp 14.7000/US$) kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

Pinjaman itu diberikan guna mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan dalam bentuk Trade Financing dan Revolving Credit Facility (RCF) kepada perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu itu.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nilai Buku Bank Permata Turun, Deutsche Sekuritas Resmi Cabut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular