
Babak Belur Sejak Pekan Lalu, Rupiah Hari Ini Nomor 3 di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (21/7/2020) setelah melemah cukup tajam kemarin, dan sepanjang pekan lalu. Update terbaru vaksin virus corona membuat rupiah menguat.
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.710/US$, tetapi setelahnya langsung menguat hingga 0,27% ke Rp 14.670/US$ yang menjadi level terkuat intraday. Di akhir perdagangan, rupiah berada di level Rp 14.680/US$ menguat 02% di pasar spot.
Dengan penguatan tersebut, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik ketiga di Asia, hanya kalah dari won Korea Selatan dan baht Thailand.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:14 WIB.
Kabar bagus datang dari hasil uji coba vaksin corona yang membuat pelaku pasar ceria. Kala sentimen pelaku pasar membaik, aliran modal akan kembali masuk ke Indonesia, yang membuat rupiah perkasa.
Hasil uji coba awal terhadap tiga kandidat vaksin corona menunjukkan hasil yang positif.
Vaksin pertama adalah yang diproduksi oleh AstraZaneca bekerja sama dengan Oxford University. Hasil uji coba menunjukkan bahwa imun tubuh responden bekerja dengan baik tanpa efek samping yang signifikan.
Kedua adalah vaksin buatan CanSiono Biologics dan divisi riset militer China. Dari 508 orang relawan yang diuji coba, sebagian besar membuahkan hasil positif. Imun tubuh meningkat dan tidak ada efek samping yang berlebihan.
Ketiga adalah kolaborasi BioNTech dan Pfizer yang melakukan uji coba terhadap vaksin yang menggunakan Ribonucleic Acid (RNA). Vaksin mendorong sel untuk membuat protein yang menyerupai bentuk luar virus corona. Kemudian materi ini akan dianggap sebagai benda asing yang kemudian ditangkal oleh sistem imun sehingga akan ampuh untuk menghadapi virus yang sesungguhnya.
"Pekan ini, ada kabar gembira karena vaksin memberi harapan. Optimisme pelaku pasar meningkat," sebut Felicity Emmet dari ANZ Research, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu dari dalam negeri, Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) telah menyiapkan fasilitas produksi untuk memulai memproduksi vaksin Covid-19 yang akan dimulai pada kuartal I-2020, dengan catatan jika vaksin tersebut dinyatakan lolos uji klinis tahap ketiga.
Uji klinis tahap ketiga ini dilakukan di dalam negeri dan akan mulai pada Agustus 2020 mendatang. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan perusahaan telah menyiapkan kapasitas produksi maksimal 250 juta dosis. Produksi akan mulai dilakukan 6 bulan setelah vaksin mulai diujikan kepada sampel.
"Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada Q1-2021 mendatang, dan kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis," kata Honesti dalam keterangannya, dikutip Selasa (21/7/2020).
Namun demikian, perusahaan tak serta merta dapat langsung melakukan uji klinis meski vaksin ini telah mendarat pada Minggu (19/7/2020). Masih terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan seperti pengujian di dalam Laboratorium Bio Farma, dan beberapa perizinan lainnya.
