"Mission Impossible" Bikin Kurs Euro Melesat Dekati Rp 17.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 July 2020 14:33
Mata Uang Dolar, Peso, Euro (AP)
Foto: Mata Uang Dolar, Peso, Euro (AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin (20/7/2020) kemarin hingga mendekati level Rp 17.000/EUR. Di saat yang sama mata uang 19 negara ini juga menguat ke level tertinggi 4 bulan melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Pertemuan Uni Eropa yang membahas rencana stimulus untuk menyelamatkan perekonomian Benua Biru membuat euro perkasa.

Melansir data Refinitiv, euro pada hari ini sempat melesat 1,38% ke Rp 16.934,62/EUR di pasar spot. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 17 April lalu. Di akhir perdagangan, penguatan euro terpangkas, berada di level Rp 16.704,81/EUR.

Di hari yang sama, euro menguat 0,18% melawan dolar AS ke US$ 1,1446 yang merupakan level tertinggi sejak 9 Maret lalu.

Para petinggi Uni Eropa sedang membahas stimulus senilai 750 miliar euro untuk memulihkan ekonomi Eropa dari kemerosotan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) sejak Jumat (17/7/2020) lalu. Minggu kemarin, pembicaraan tersebut nyaris gagal, dan stimulus kemungkinan batal dikucurkan.

Perundingan tersebut berlangsung alot, hingga Presiden Dewan Eropa, Charles Michel meminta para diplomat untuk mencapai kesepakatan "mission impossible" tersebut.

Pada Senin malam waktu Eropa, "mission impossible" tersebut akhirnya terwujud, para petinggi 27 negara Eropa sepakat menggelontorkan stimulus senilai 750 miliar euro untuk pemulihan ekonomi Eropa.

Dengan demikian, dana yang digelontorkan guna memulihkan perekonomian yang merosot ke jurang resesi akibat Covid-19 semakin besar. Harapan roda perekonomian bisa berputar kembali semakin membuncah, euro menjadi perkasa.

Pada bulan lalu, bank sentral Eropa (European Central Bank. ECB) yang dipimpin Christine Lagarde ini menambah nilai stimulus yang disebut Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) senilai 600 miliar euro, sehingga totalnya menjadi 1,35 miliar euro. Stimulus dengan pembelian surat berharga tersebut akan digelontorkan hingga Juni 2021.

Lagarde mengatakan, hingga akhir Juni lalu jumlah obligasi pemerintah yang dibeli melalui PEPP senilai 360 miliar euro.

Selain itu, suku bunga acuan main refinancing rate juga dipertahankan sebesar 0%, deposit facility sebesar -0,5%, dan lending facility sebesar 0,25%. ECB mengatakan, suku bunga rendah tersebut masih akan dipertahankan hingga inflasi mendekati 2%.

Pada pekan lalu saat mengumumkan kebijakan moneter terbaru, ECB memilih sikap wait and see. Artinya, belum ada stimulus tambahan yang dikeluarkan guna memacu kembali perekonomian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular