Usai Tekor Rp 65 M, Pabrik Gula BUMN RNI Akhirnya Cetak Laba

Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 July 2020 15:34
Operasi pasar ini merupakan stok dari 22.000  ton gula kristal putih yang baru saja didatangkan dari India, guna mengisi kebutuhan menjelang hari lebaran. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi gula kristal putih (CNBC Indonesia/Muhammadd Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI pada akhir Juni lalu atau semester I-2020 berhasil mengantongi laba bersih mencapai Rp 42 miliar atau meningkat 124% dibanding pencapaian tahun 2019 di periode yang sama.

Pencapaian laba di pertengahan tahun ini menunjukkan peningkatan kinerja perseroan yang signifikan mengingat pada penutupan tahun buku 2019, perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp 64,8 miliar.

Direktur Keuangan RNI Pramusti Indrascaryo mengatakan perbaikan kinerja ini lebih tinggi ketimbang dengan target perusahaan. Kinerja positif ini berhasil diraih dengan peningkatan penjualan yang tercapai sebesar Rp 2,5 triliun atau 18% di atas target perusahaan yang senilai sebesar Rp 2,1 triliun.

"Kinerja perseroan semakin membaik seiring dengan langkah perseroan melakukan perbaikan. Salah satu upaya yang diterapkan adalah pengendalian biaya dan cost reduction. Sampai dengan Juni 2020, perseroan berhasil menekan biaya usaha sebesar 29% di bawah anggaran atau tercatat turun 12% dibanding realisasi tahun lalu," kata Pramusti dalam siaran pers, Senin (20//7/2020).

Selain itu, perusahaan juga mengoptimalisasi penggunaan modal kerja dalam mendukung peningkatan penjualan perseroan. Empowering SDM juga terus dilakukan dalam berbagai aspek sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang berdampak pada kinerja positif perusahaan.

Dari sisi produktivitas, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha RNI Febriyanto mengatakan sejumlah kelompok usaha mengalami perbaikan.

Produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) per Juni 2020 tercatat 5.428 ton, atau meningkat 220 ton dibanding produksi tahun lalu pada periode yang sama yaitu sebesar 5.208 ton.

Produksi teh juga mengalami peningkatan, sampai dengan Juni 2020, produksi teh tercatat 1.801 ton atau meningkat 52 ton dibanding tahun lalu.

Untuk industri gula, produksi gula tercatat sebesar 18 ribu ton dan tetes 14 ribu ton, jumlah tersebut masing-masing turun jika dibanding tahun lalu.

"Hal tersebut dikarenakan giling tebu pada tahun ini baru dimulai pada pertengahan Juni, sedangkan giling tahun lalu telah dimulai dari bulan Mei," imbuhnya.

"Saat ini Pabrik gula RNI masih melaksanakan proses giling tebu, sehingga produksi gula baru tercatat signifikan pada semester 2," ujarnya.

Febriyanto optimistis bahwa di akhir periode pembukuan, produksi gula RNI akan lebih baik dari pencapaian tahun lalu.

"Kami optimis produksi dan pendapatan dari industri gula akan mengalami peningkatan signifikan di semester 2. Hal tersebut seiring aktivitas giling yang masih berjalan serta masuknya gula impor dan peningkatan nilai tambah produk gula melalui penjualan ritel produk Raja Gula yang menyasar pasar rumah tangga, hotel, dan restoran," ujarnya.

RNI adalah BUMN yang juga mencari pendanaan di pasar modal lewat penerbitan surat utang. Pefindo sebelumnya memberikan peringkat "idBBB" untuk Medium Term Notes (MTN) I Tahun 2017 RNI sebesar Rp 77 miliar, yang jatuh tempo pada 13 April lalu.

Perusahaan melunasi MTN yang jatuh tempo tersebut dengan menggunakan dana internal, yang telah disediakan dalam bentuk deposito berjangka. Per 30 September 2019, deposito berjangka RNIP berjumlah Rp1,1 triliun di berbagai bank.

"Efek utang dengan peringkat idBBB mengindikasikan parameter proteksi yang memadai dibandingkan surat utang Indonesia lainnya. Walaupun demikian, kondisi ekonomi yang buruk atau keadaan yang terus berubah akan dapat memperlemah kemampuan obligor terhadap komitmen keuangan jangka panjangnya," tegas Niken Indriarsih dan Agung Iskandar, dua analis Pefindo, dalam riset 13 Maret 2020.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Bongkar Alasan Tunjuk Arief Prasetyo Jadi Bos RNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular