
Fitch Angkat Bicara Soal Kondisi Perusahaan Keuangan Astra

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga rating internasional Fitch Ratings mengeluarkan laporan mengenai kondisi keuangan anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) yang bergerak di sektor keuangan. Fitch menilai anak usaha Astra tersebut akan tetap kuat dalam menghadapi masalah yang datang karena pandemi virus corona.
Menurut Fitch, anak usahanya ini akan mendapat dukungan kuat dari induk usahanya ketika benar-benar membutuhkan bantuan. Astra merupakan konglomerasibesar yang memiliki bidang usaha yang terdiversifikasi seperti otomotif, alat-alat berat, agribisnis, dan perusahaan keuangan.
Menurut Fitch, penilaian PT Astra Sedaya Finance (ASF, BBB/AAA/Stabil), PT Federal International Finance (FIF, BBB/AAA/Stabil), PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF, AA/Stabil), dan PT Toyota Astra Financial Services (TAF, AAA/Stabil) digerakkan oleh dukungan dari induk usahanya Grup Astra dan Toyota Motor Corporation (TMC, A+/Negatif, sebagai pemilik 50% TAF bersama dengan Astra).
Fitch percaya Astra dan TMC memiliki profil kredit yang jauh lebih kuat dari anak usahanya.
Fitch menilai ASF dan FIF adalah anak usaha yang penting bagi ASII karena peran yang dipegang ASF dan FIF dalam rantai usaha ASII. Sebagai perbandingan Fitch melihat TAF adalah anak usaha yang strategis bagi TMC, sedangkan SANF adalah anak usaha yang tidak terlalu berpengaruh pada ASII karena kontribusinya yang kecil terhadap ASII.
"Rating ASF, FIF, dan SANF akan bergantung pada penilaian profil kredit ASII yang menurut Fitch akan tetap kuat paling tidak dalam jangka pendek terhadap tekanan usaha yang muncul karena pandemi virus corona. Apabila kredit profil ASII jatuh, maka tiga anak usahanya ini juga akan terdampak," tulis Fitch dalam laporannya, Senin (20/7/2020).
Akan tetapi untuk TAF, perusahaan ini memiliki headroom yang cukup untuk menahan rating perusahaanya sendiri bahkan apabila induk usahanya TMC ratingnya turun sampai 3 tingkat. Kondisi ini, menurut Fitch, kemungkinan besar tidak akan terjadi paling tidak dalam jangka menengah.
Fitch berekspektasi performa empat anak usaha di bidang finansial ASII untuk terdampak karena permintaan tertekan dalam jangka pendek, turunya keuntungan dan kualitas aset karena perlambatan ekonomi akibat Covid-19, sejalan dengan sektor pembiayaan di Indonesia lainya. Hal ini tentunya akan memperlemah profil kredit individu perusahaan.
ASF, FIF, dan TAF sangat bergantung pada penjualan mobil dan motor baru, dan dengan tertekanya volum penjualan otomotif, pendapatan ketiga perusahaan akan menurun.
Tingkat penjuaan ritel untuk mobil dan motor secara domestik pada bulan Januari-Mei 2020 sudah turun 40% dibanding bulan yang sama di tahun 2019.
Untuk SANF yang menawarkan pembiayaan alat-alat berat untuk industri batu bara dan CPO, juga akan terdampak karena harga komoditasnya turun.
Besarnya tingkat restrukturisasi sejak April yang berdampak pada total pendapatan yang turun sebanyak lebih dari 20% mengarisbawahi tekanan yang muncul di sektor pembiayaan, akan tetapi menurut Fitch, anak perusahaan di sektor keuangan astra akan lebih kuat dalam menghadapi masalah ini karena nama besar, profil finansial, standar yang diterapkan Astra
Keempat anak usaha tersebut memiliki tingkat rasio Non-Performing Financing (NPF) lebih rendah dibanding industrinua pada kuartal pertama 2020, sebelum dampak dari virus corona terasa yakni dibawah 0,8% dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 2,8%, serta profitabilitas yang cenderung stabil.
Selanjutnya, menurut Fitch perusahaan-perusahaan tersebut dapat memenuhi pembayaran obligasinya tanpa memerlukan bantuan dari induk usahanya karena kecukupan struktur aset dibanding liabilitas yang jatuh temponya dimana pembayaran hutang sudah tercukupi paling tidak dalam 1,2 sampai 2 tahun kedepan, kuatnya akses terhadap likuiditas dibanding perusahaan lain, dan penggunaan restrukturisasi peminjam yang tidak melibatkan haircut.
ASF, FIF, SANF, dan TAG akan terus diuntungkan karena kepercayaan pemberi hutang, yang dibantu oleh status keempat perusahaan ini sebagai anak usaha induk perusahaan yang terkenal dan memiliki finansial yang kuat.
Fitch juga menganggap restrukturisasi kredit yang sedang terjadi di industri ini akan berkurang pada bulan-bulan kedepan setelah pemerintah Indonesia merelaksasi pembatasan sosial pada Juni lalu yang tentunya akan mengurangi tekanan likuiditas keempat perusahaan tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'