
Ditopang Cadev, Fitch Sematkan Rating 'BBB' Samurai Bond RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga rating global, Fitch Ratings menetapkan peringkat akhir BBB untuk surat utang negara dalam denominasi yen Jepang atau Samurai Bond senilai 100 miliar yen (sekitar Rp 13,41 triliun dengan kurs saat ini) yang diterbitkan Indonesia pada 8 Juli 2020.
Samurai Bond tersebut secara rinci yakni:
- JPY 50,7 miliar, 1,13%, jatuh tempo 2023
- JPY 24,3 miliar, 1,35%, jatuh tempo 2025
- JPY 10,1 miliar, 1,48%, jatuh tempo 2027
- JPY 13,4 miliar, 1,59%, jatuh tempo 2030
- JPY 1,5 miliar, 1,80%, jatuh tempo 2040
Dalam pernyataan resminya, Kamis (16/7/2020), Fitch Ratings mengumumkan penetapan peringkat kredit akhir BBB untuk Samurai Bond Indonesia itu menggantikan ekspektasi BBB (EXP) yang disematkan pada 2 Juli silam.
"Peringkat akhir sejalan dengan Peringkat Issuer Default Rating (IDR) mata uang asing dan lokal (Long-Term Foreign- and Local-Currency) jangka panjang Indonesia, BBB, dengan Outlook Stabil," tulis Fitch Ratings. Fitch menegaskan Peringkat Issuer Default Rating (IDR) ini pada Januari 2020.
Fitch menyebut ada beberapa faktor yang dapat mengerek peringkat kredit Indonesia, di antaranya pengurangan kerentanan eksternal, misalnya, kenaikan berkelanjutan cadangan devisa (cadev) Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan pada aliran portofolio atau dampak harga komoditas yang lebih rendah.
Faktor lain yakni peningkatan rasio pendapatan pemerintah, misalnya, dari kepatuhan pajak yang lebih baik atau basis pajak yang lebih luas, sehingga Fitch menilai ini akan memperkuat fleksibilitas keuangan publik.
Kemudian sentimen positif lain yakni perbaikan berkelanjutan dari indikator struktural, seperti standar tata kelola, sejalan dengan negara-negara dengan rating yang sama BBB.
Adapun faktor-faktor yang dapat, secara individu atau kolektif, mengarah potensi peringkat negatif (downgrade) bagi Indonesia di antaranya potensi penurunan cadangan devisa yang berkelanjutan, akibat guncangan eksternal yang tajam terhadap kepercayaan investor.
Selain itu juga adanya peningkatan cepat dalam keseluruhan beban utang publik, misalnya, yang diakibatkan oleh defisit anggaran jauh melebihi pagu sebesar 3% dari PDB saat ini atau akumulasi utang entitas publik.
"Melemahnya kerangka kebijakan yang dapat merusak stabilitas ekonomi makro," tulis Fitch.
Pada awal Juli lalu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan berhasil mengumpulkan dana JPY 100 miliar dari penerbitan obligasi dalam mata uang yen Jepang atau Samurai Bond. Dana ini akan digunakan untuk membiayai penanganan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Mengutip keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Jumat (3/7/2020), pemerintah menerbitkan lima seri Samurai Bond.
"Pagi ini, Pemerintah Indonesia berhasil menerbitkan JPY 100 miliar Samurai bonds yang menjadi penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk tahun 2020 dan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah masa pandemi," tulis Kemenkeu.
"Transaksi ini merupakan momentum yang menumbuhkan kepercayaan pasar Jepang dan potensial untuk diikuti oleh penerbitan obligasi lainnya di pasar Jepang. Dana yang diterima Pemerintah dari penerbitan Samurai Bonds ini akan digunakan sebagai pembiayaan defisit APBN, termasuk untuk upaya penanggulangan dan pemulihan pandemi Covid-19," papar Kemenkeu.
Adapun joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd., dan SMBC Nikko Securities Inc.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Untuk Pertama Kali, Fitch Ganjar Freeport Dengan Rating BBB-
