'Hantu' Resesi 'Gentayangan' Tapi Harga Minyak Masih Perkasa!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 July 2020 13:25
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: (REUTERS / Richard Carson / File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah bergerak bervariasi pada pekan ini. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat sementara harga jenis Brent melemah, tapi pelemahannya tipis dan masih berada di level tertinggi dalam 3,5 bulan terakhir. Padahal, 'hantu' resesi sedang 'gentayangan' di dunia saat ini.

Melansir data Refinitiv, harga minyak WTI di pekan ini menguat 0,14% ke US$ 40,59/barel, sementara minyak Brent melemah 0,2% ke US$ 43,14/barel.

Resesi menjadi headline di pekan ini, mempengaruhi pergerakan pasar finansial global, termasuk pasar minyak mentah.

Pemerintah Singapura pada Selasa lalu melaporkan perekonomian mengalami kontraksi di kuartal II-2020. Tidak tanggung-tanggung produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 berkontraksi alias minus 41,2% quarter-to-quarter (QtQ) setelah minus 3,3% di kuartal I-2020. Kontraksi pada periode April-Juni tersebut lebih buruk dari konsensus di Trading Economic sebesar -37,4%.

Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) PDB minus 12,6%, juga lebih buruk dari konsensus minus 10,5% YoY. Tidak hanya lebih buruk dari konsensus, PDB tersebut juga terburuk sepanjang sejarah Negeri Merlion. Di kuartal I-2020, PDB mengalami kontraksi tipis -0,3% YoY.

Sehingga, Singapura sah mengalami resesi. Terakhir kali Singapura mengalami resesi pada tahun 2008 saat krisis finansial global.

Tidak hanya Singapura, Amerika Serikat, sang negara adi kuasa juga akan mengalami resesi. Di kuartal I-2020, perekonomian AS mengalami kontraksi 5%, sementara di kuartal II-2020, hasil polling Reuters menunjukkan produk domestik bruto (PDB) diprediksi berkontraksi 32,4%, benar-benar nyungsep.

Sehingga hanya keajaiban yang luar biasa yang bisa membuat AS lepas dari resesi di kuartal II-2020 ini. Data PDB AS kuartal II-2020 akan dirilis pada Kamis (30/7/2020).

AS merupakan negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Kala mengalami resesi maka roda bisnis akan melambat, sehingga konsumsi minyak mentah akan menurun. Tetapi nyatanya, harga minyak mentah masih tetap kuat di pekan ini.

Sebabnya, AS akan resmi mengalami resesi pada 30 Juni nanti. Jika PDB dirilis negatif, tanggal tersebut hanya sebagai "pengesahan". Resesi di AS sebenarnya sudah berlangsung sepanjang kuartal II-2020, artinya permintaan minyak mentah sudah menurun saat itu. 

Memang, di awal kuartal II, AS masih menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) sehingga roda bisnis menurun drastis. Warga juga diminta untuk tetap tinggal di rumah, penggunaan Bahan Bakar Minyak juga berkurang drastis.

Tetapi kini lockdown di AS sudah mulai dibuka, roda bisnis kembali berputar dan warga kembali beraktivitas sehingga permintaan minyak ke depannya berpeluang kembali meningkat.

Data yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan Juni sebesar 52,6, setelah mengalami kontraksi tiga bulan beruntun.

Untuk diketahui, PMI manufaktur menggunakan angka 50 menjadi ambang batas, di bawah 50 berarti kontraksi dan di atasnya berarti ekspansi. Kembali berekspansinya sektor manufaktur tentunya membuat outlook permintaan minyak mentah kembali cerah.

Selain itu, China juga memberikan kabar gembira. Pada Kamis (16/7/2020), Pemerintah China hari ini melaporkan data PDB China periode April-Juni yang tumbuh 3,2% year-on-year (YoY. Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dari hasil polling Reuters menunjukkan PDB diperkirakan tumbuh 2,5% YoY.

Pertumbuhan tersebut tentunya menandai kebangkitan ekonomi China, setelah berkontraksi alias minus 6,8% YoY di kuartal I-2020, menjadi yang terburuk sepanjang sejarah.

Kebangkitan ekonomi China menjadi penting bagi minyak mentah. Sebabnya Negeri Tirai Bambu merupakan negara konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia. Kala ekonominya bangkit, permintaan akan minyak mentah juga meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Virus Corona Gelombang II di China, Minyak Mentah Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular