Internasional

Ekonomi China Bangkit, Siapa yang Untung?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 July 2020 14:03
A pro-China supporter holds a Chinese national flag during a rally to celebrate the approval of a national security law for Hong Kong, in Hong Kong, Tuesday, June 30, 2020. Hong Kong media are reporting that China has approved a contentious law that would allow authorities to crack down on subversive and secessionist activity in Hong Kong, sparking fears that it would be used to curb opposition voices in the semi-autonomous territory. (AP Photo/Kin Cheung)
Foto: China sahkan hukum keamanan nasional Hong Kong (AP/Kin Cheung)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Asia Tenggara kemungkinan akan mendapat manfaat dari pemulihan ekonomi China. Sebagaimana diketahui, setelah mengumumkan kontraksi 6,8% di kuartal I 2020, China mengumumkan pertumbuhan 3,2% di kuartal II 2020.

Apalagi China mendominasi ekspor Global. Asia Tenggara disebut sebagai kawasan yang kemungkinan mendapat untung paling banyak karena kondisi ini.



Hal ini setidaknya diutarakan ekonom OCBC Bank, Wellian Wiranto dalam catatannya sebagaimana dilansir dari CNBC International. Meski tantangan masih banyak, ini akan menyalakan kembali harapan.

"Fakta ahwa China menguasai pangsa terbesar ekspor ASEAN ... menjadi sangat penting," ujarnya.

Meski kenyataan "bergantungnya" ASEAN pada China jadi hal buruk di kuartal pertama, namun data terbaru membuat mindset yang ada berubah. Bahkan, menurutnya, ini bisa jadi aset utama.



"Negara ASEAN mengirimkan 18,8% ekspor mereka ke China," tulis catatannya lagi.

Meski demikian, analis lainnya, Kepala Ekonomi dan Strategi Mizuho Bank Wisnu Varathan, mengatakan ada masalah baru yang harus diantisipasi. Gelombang kedua dan ketegangan AS dan China bisa menjadi ganjalan.

"Pemulihan ke depan ... kemungkinan, terhambat oleh gelombang risiko pandemi ... ketegangan AS-China," tulisnya.

Hal senada juga dikatakan Cochrane dari Moody's Analytics. Ia setuju bahwa jarak sosial dan risiko lainnya akan tetap menjadi titik friksi.

"Perdagangan global tidak akan menjadi penguat yang kuat untuk kawasan ini, itu akan menjadi pengangkatan yang sederhana," kata Cochrane.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf AS Bakal Lewat, China Juara 1 Ekonomi Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular