Akuisisi Pinehill Bisa Batal, Saham Indofood CBP Melorot

tahir saleh, CNBC Indonesia
17 July 2020 09:45
Anthoni Salim
Foto: CNN Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten consumer goods milik Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) langsung turun pada awal perdagangan sesi I, Jumat ini (17/7/2020) di tengah rencana gelaran rapat pemegang saham First Pacific Company Limited, di Bursa Hong Kong pada hari ini.

Rapat pemegang saham yakni Special General Meeting (SGM) tersebut untuk meminta persetujuan atas rencana akuisisi penuh saham Pinehill Company Limited (PCL) yang dimiliki oleh Pinehill Corpora senilai US$ 2,99 miliar atau setara Rp 41,56 triliun dengan asumsi kurs Rp 13.901 per dolar AS tampaknya masih terkendala.

Pemegang saham terbesar ICBP adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), sementara First Pacific Company Limited adalah entitas terakhir pemegang saham dari ICBP.

Dalam pengumuman di situs resminya, manajemen First Pacific mengungkapkan akan menggelar SGM yang dilaksanakan di Jasmine hingga Stork Room, Lantai 1, Mandarin Oriental Hong Kong, beralamat di 5 Connaught Road Central, Hong Kong pada pukul 10:00 pagi, Jumat, 17 Juli 2020.

Data BEI mencatat, pagi ini saham ICBP terkoreksi 0,26% di level Rp 9.550/saham dengan nilai transaksi Rp 18,45 miliar dan volume perdagangan 1,95 juta saham. Asing hari ini lepas saham ICBP sebesar Rp 674 juta. Sepekan terakhir, saham ICBP naik 3,52% dan sebulan terakhir melesat 7%.

Sementara saham INDF justru naik 0,38% di posisi Rp 6.650/saham, sepekan saham INDF ini naik 2,31% dan sebulan terakhir naik 1,14%.

Sebelumnya manajemen ICBP menyebutkan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ICBP untuk meminta 'restu' akuisisi ini ditunda Rabu (15/7/2020) lantaran pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih memberikan tambahan permintaan bagi perseroan terkait dengan rencana akuisisi penuh saham Pinehill tersebut.

RUPSLB sedianya digelar pada Rabu ditunda dengan agenda selanjutnya yang akan segera diumumkan perusahaan.

"Bersama ini kami memberitahukan bahwa RUPSLB perseroan yang semua akan dilaksanakan pada Rabu ini ditunda mengingat perseroan masih mendapatkan tambahan permintaan penjelasan terkait dengan rencana transaksi akuisisi seluruh saham Pinehill Company Limited dari OJK," jelas Gideon A Putro, Sekretaris Perusahaan ICBP, dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu ini (15/7).

Kabar terbaru, dilansir Reuters, menyebutkan, rencana Anthoni Salim, berisiko terganjal jika kesepakatan senilai hampir US$ 3 miliar antara perusahaan yang dikontrolnya itu ditolak oleh para pemegang saham pada Jumat mendatang.

Tiga investor di First Pacific (perusahaan yang tercatat di Bursa Hong Kong, dengan kode 0142.HK) mengatakan kepada Reuters, bahwa mereka mengkrititisi harga akuisisi tersebut.

Menurut arsip perusahaan yang dikutip Reuters, Salim, orang terkaya keenam di Indonesia menurut Forbes, memiliki 51% saham Pinehill dan juga memegang 44,3% saham First Pacific. Laporan tahunan ICBP 2019 mengatakan Salim mengendalikan First Pacific.

Di bawah aturan pihak terkait Hong Kong, Salim dan rekannya tidak dihitung sebagai pihak independen dan tidak dapat memilih hak pada rapat yang digelar Jumat ini. Kesepakatan itu membutuhkan mayoritas suara untuk disetujui.

"Saya pikir ini akan menjadi tantangan untuk mendapatkan persetujuan [akuisisi] ini," kata Gerardo Zamorano, Direktur Brandes Investment Group, yang memiliki 8% dari First Pacific, dikutip Reuters.

"Dari perspektif strategis, kami percaya Pinehill adalah aset yang menarik ... Tetapi Anda memiliki pertanyaan tentang penilaian [valuasi harga], dan kemudian Anda memiliki pertanyaan tentang proses dan tata kelola, yang dalam hal di Indonesia kami pikir ada ruang untuk perbaikan," katanya.

Zamorano menolak untuk memberikan keputusan soal menyetujui akuisisi tersebut atau tidak karena terganjal aturan kepatuhan.

Di sisi lain, pemegang saham First Pacific yang bermarkas di AS mengatakan dalam hal kesepakatan itu, valuasi harga Pinehill sebetulnya US$ 1 miliar dengan membandingkan harga dengan perusahaan Asia Tenggara lainnya yang lebih bernilai serta dari Timur Tengah dan Afrika, tempat Pinehill beroperasi.

ICBP memang berencana mengakuisisi penuh saham Pinehill senilai US$ 2,99 miliar. Dalam dokumen yang disampaikan manajemen Indofood CBP, ternyata nilai pasar wajar untuk akuisisi saham tersebut lebih murah Rp 1,81 triliun, tepatnya sebesar US$ 2,86 miliar (Rp 39,75 triliun). Artinya harga akuisisi tersebut di atas harga wajar alias lebih mahal.

Pertimbangan ini mengacu pada seluruh ekuitas Pinehill Company Limited pada 31 Desember 2019 sebesar Rp 39,80 triliun.

"Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan dan kondisi pasar yang berlaku, kami berpendapat bahwa nilai wajar atas 100% ekuitas PCL per tanggal 31 Desember 2019 adalah US$ 2,86 miliar," tulis manajemen Indofood CBP, Rabu (10/9/2020).

Perusahaan yang memproduksi mi instan dengan merek dagang Indomie ini berencana melaksanakan dua kali transaksi pembelian saham, mengacu prospektus yang disampaikan ICBP pada Senin, 8 Juni 2020.

Pertama, pembelian saham Pinehill Corpora, yaitu sebanyak 70.828.180 saham yang merupakan 51% dari total saham yang telah diterbitkan Pinehill Company dengan harga sebesar US$ 1,52 miliar.

Selanjutnya, pembelian seluruh saham Pinehill Company Limited yang dimiliki oleh Steele Lake, yaitu sebanyak 68.050.408 saham atau 49% dari total saham yang telah diterbitkan oleh Pinehill Company.

Nilai transaksi ini mencapai Rp US$ 1,46 miliar. Pinehill Corpora masih terafiliasi dengan ICBP karena merupakan konsorsium di mana Anthoni Salim memiliki penyertaan secara tidak langsung sekitar sebesar 49% saham Pinehill Corpora.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Duo Indofood Terjun Bebas Lagi, Investor Harus Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular