Asia Merah, tapi IHSG Hijau Saat Asing Borong BCA & Astra

Tri Putra, CNBC Indonesia
16 July 2020 11:55
Bursa Efek Indonesia (BEI) (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Bursa Efek Indonesia (BEI) (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Kamis (16/7/20) ditutup naik 0,37% di level 5.094,75. Gagal menembus level psikologisnya di angka 5.100.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 12 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,3 triliun. Total 188 saham harganya berhasil naik, 207 turun, sisanya 161 stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jual bersih sebesar Rp 14 miliar dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 28 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 18 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 81 miliar.

Berlawanan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau merah, Hang Seng Index di Hong Kong turun 1,17%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,72%, sedangkan Indeks STI di Singapore terjun 0,54%.

Meski bursa Asia merah, pada kuartal kedua tahun ini ekonomi China mampu tumbuh 3,2% (yoy) ketika mayoritas negara lain di dunia berada di ambang resesi.

Angka tersebut berada di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan ekonomi China hanya akan tumbuh 2,5% pada kuartal kedua tahun ini. Terlepasnya China dari belenggu pandemi membuat ekonominya berangsur membaik terutama di kuartal kedua tahun ini.

Kabar baik juga datang dari update vaksin virus corona yang dibuat oleh Moderna. Sehingga Wall Street baru merespon di perdagangan Rabu.

Vaksin potensial yang sedang dalam uji klinis tersebut dilaporkan mampu menghasilkan imun yang "kuat" terhadap semua partisipan, yang jumlahnya 45 orang.

Ke-45 orang tersebut menghasilkan antibody penawar, yang menjadi hal penting untuk perlindungan melawan virus, menurut para ilmuwan. Setiap pasien dalam uji klinis tersebut diberi dosis 25, 100, atau 250 mikrogram, dan mendapat 2 kali dosis.

Moderna mengatakan vaksin tersebut secara umum tidak memberikan efek samping, tetapi separuh partisipan mengalami gejala ringan dan sedang seperti kelelahan, nyeri otot, dan rasa sakit di sekitar suntikan.

Pasien yang sudah mendapat 2 kali vaksin tersebut akan diawasi oleh Moderna selama 1 tahun. Selain itu, Moderna juga mengatakan akan melakukan uji klinis terhadap 30.000 partisipan pada 27 Juli mendatang.

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia akan mengumumkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate hari ini, yang menjadi penyebab jebloknya rupiah kemarin. Hasil survei Reuters menunjukkan 14 dari 26 ekonom memprediksi BI akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 4%.

Sementara itu, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia juga menghasilkan median BI memangkas suku bunga menjadi 4%.

Inflasi yang sangat rendah memberikan ruang yang lebih besar bagi BI untuk menurunkan suku bunga. Pada bulan Juni, inflasi hanya tumbuh 1,96% year-on-year, menjadi yang terendah dalam 20 tahun terakhir, tepatnya sejak Mei 2000. 

Selain itu, nilai tukar rupiah juga masih cukup kuat, meski belakangan mengalami pelemahan tetapi masih bisa dikatakan normal. Kemudian neraca dagang yang mencatat surplus, sehingga ada peluang defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) membaik. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular