Ditopang Saham Teknologi & Farmasi, Dow Futures Naik 223 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 July 2020 18:44
Trader Gregory Rowe, right, works on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Dec. 11, 2019. Stocks are opening mixed on Wall Street following news reports that US President Donald Trump might delay a tariff hike on Chinese goods set to go into effect this weekend. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/7/2020) menguat 0,8%, menyusul lonjakan saham-saham sektor teknologi dan farmasi di pasar pra-pembukaan.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average lompat 223 poin, mengindikasikan bahwa indeks acuan bursa utama nasional tersebut bakal dibuka naik 244 poin pada pembukaan nanti. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga naik masing-masing 0,7% dan 0,9%.

Saham-saham farmasi juga menguat di pasar kontrak berjangka, setelah emiten AS Pfizer dan emiten Jerman BioNTech SE dianugerahi jalur cepat oleh otoritas pengobatan AS untuk mengembangkan vaksin mereka.

Saham Pfizer melonjak 2% di pasar pra-pembukaan, sedangkan saham BioNTech lompat 5%. Manajemen kedua perusahaan menyatakan bahwa mereka akan memulai fase selanjutnya uji vaksin bukan ini terhadap 30.000 subyek. Perseroan menargetkan produksi 100 juta dosis akhir tahun ini dan 1,2 miliar lagi pada akhir tahun depan.

Florida melaporkan 15.299 kasus corona baru pada Minggu, menjadi kenaikan harian tertinggi sejak pandemi muncul. AS dalam tiga hari berturut-turut telah mencatatkan tambahan kasus baru 60.000, sehingga total infeksi Corona (strain terbaru) di negara itu melewati angka 3 juta.

"Covid masih menjadi problem besar dari sisi kasus, perawatan, dan angka kematian yang semuanya naik," tutur pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli dalam laporan risetnya pada Minggu. "Pasar masih menyerap informasi ini dengan baik dan di sinilah muncul harapan akan fungsi vaksin."

Saham teknologi masih diburu sehingga Apple, Amazon dan Netflix naik di pasar pra-pembukaan. Ini menandakan bahwa investor masih bertaruh bahwa kinerja mereka bakal diuntungkan oleh pandemi yang masih berlangsung lumayan lama.

Di luar itu, saham sektor lain seperti maskapai penerbangan masih menguat. Saham United Airlines tumbuh 2% di pasar pra-pembukaan. Saham kapal pesiar Carnival Corp naik 1%, sedangkan saham pengelola taman hiburan Disney tumbuh 0,7%.

Pelaku pasar juga mencermati kinerja emiten global seperti misalnya JPMorgan, Citigroup, Wells Fargo dan Pepsi. Refinitiv memperkirakan laba emiten AS akan anjlok 44% di kuartal kedua, menjadi koreksi laba kuartalan terbesar sejak krisis finansial 2008.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sambut Data Klaim Penganggur, Dow Futures Masih Menguat Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular