Sambut Data Klaim Penganggur, Dow Futures Masih Menguat Tipis

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 April 2020 19:13
Foto: REUTERS/Stephen Yang
Foto: REUTERS/Stephen Yang

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak menyamping pada perdagangan Kamis (16/4/2020) jelang rilis data pengangguran Negeri Sam.

Kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 6 poin pada pembukaan nanti. Harga kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga cenderung menguat meski tipis. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pemodal kurang bergairah untuk mengambil posisi di bursa AS.

Pada Rabu kemarin, Dow Jones anjlok 445,41 poin, atau 1,9%, menjadi 23.504,35. Di sisi lain, indeks S&P 500 tergelincir 2,2% ke 2.783,36 sedangkan indeks Nasdaq melemah 1,4% menjadi 8.393,18.

Koreksi tersebut terjadi setelah muncul kabar buruk penjualan ritel dan laporan manufaktur. Penjualan ritel Maret anjlok 8,7% menjadi koreksi bulanan terbesar sepanjang sejarah pencatatan data tersebut yakni pada tahun 1992.

Hari ini, Departemen Tenaga Kerja AS bakal merilis klaim pengangguran awal pekan lalu, yang menurut ekonom dalam polling Dow Jones bakal melonjak hingga mencapai angka 5 juta.

Pada pekan sebelumnya, angka pengangguran baru mencapai 6,61 juta. Jika ditotal, angka pengangguran baru dalam tiga pekan terakhir mencapai 16 juta orang, atau setara dengan 10% dari angkatan kerja di Negara Adidaya tersebut.

Namun, sebagian investor memandang situasi terkini memberi harapan penyebaran COVID-19 semakin mereda. Kepala Perencana Derivatif dan Kuantitatif JPMorgan Marko Kolanovic menilai perbaikan data layanan kesehatan bisa memicu penghentian lockdown lebih cepat.

"Masih akan terbatas: tepatnya langkah kecil. Namun itu memberitahu kita bahwa jelang musim panas, kita kemungkinan pulih secara lebih substansial. Dan beberapa waktu tahun depan-mungkin semester kedua tahun depan-ekonomi mencapai level tinggi," ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham sektor energi masih tertekan setelah harga minyak mentah anjlok ke level terendah dalam 18 tahun. Harga kontrak berjangka minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 1,19% ke US$ 19,87 per barel, atau level terendah sejak 7 Februari 2002.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular