Sentimen Campur Aduk, Harga Obligasi RI Bergerak Mixed

Haryanto, CNBC Indonesia
10 July 2020 17:21
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia akhir pekan ini, Jumat (10/7/2020) bergerak variatif (mixed) di tengah sentimen beragam, yaitu antara lonjakan kasus virus corona dengan data ekonomi yang sedikit membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengumumkan hingga Jumat (10/7/2020) pukul 12.00 WIB, kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 72.347. Jumlah itu bertambah 1.611 kasus dibandingkan sehari sebelumnya.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada awal pekan menunjukkan bahwa data cadangan devisa Tanah Air untuk bulan Juni 2020 naik ke US$ 131,7 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2020 pada US$ 130,5 miliar. Pelaku pasar pun optimistis untuk masuk ke pasar Indonesia karena yakin bahwa risiko kurs bakal terminimalisir.

Posisi cadangan devisa tersebut akan semakin memperkuat kemampuan pemerintah Indonesia dalam memenuhi kewajiban luar negerinya, seperti pemenuhan impor plus pembayaran kewajiban utang luar negeri pemerintah atau bahkan melakukan stabilitas nilai tukar rupiah.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari dua seri acuan (benchmark). Kedua seri tersebut adalah FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun,Sementara FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0080 bertenor 25 tahun justru melemah.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 3,50 basis poin (bps) menjadi 7,628%. Sementara yang paling melemah adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan imbal hasil (yield) 1,80 bps menjadi 7,612%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Perbandingan Yield SBN RI 10 Juli 2020

 

Yield Obligasi Negara Acuan 10 Juli'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 9 Juli'20 (%)

Yield 10 Juli'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 10 Juli'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.438

6.453

1.50

6.2835

FR0082

10 tahun

7.129

7.115

-1.40

7.0304

FR0080

15 tahun

7.594

7.612

1.80

7.5549

FR0083

20 tahun

7.663

7.628

-3.50

7.5548

Sumber: Refinitiv

 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga menguat. Indeks tersebut naik 0,50 poin atau 0,18% menjadi 281,03 dari posisi kemarin 280,53.

Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada hari Jumat ini (10/7/2020), Rupiah melemah 0,24% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.360/US$ di pasar spot.

Mix harga obligasi hari ini, mencerminkan bahwa investor masih merespons positif data cadangan devisa yang mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, namun lonjakan kasus baru virus corona menggerogoti optimisme tersebut. Sehingga investor masih cenderung wait and see.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular