
Profit Taking & Ekspor Lesu Bikin Harga CPO Merosot 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terkoreksi pada perdagangan intraday hari ini, Jumat (10/7/2020). Kemungkinan turunnya ekspor di 10 hari pertama bulan ini dibanding periode Juli diperkirakan menjadi pemicu turunnya harga.
Pada 10.30 WIB, harga CPO kontrak untuk pengiriman September 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) terpangkas 1% ke RM 2.379/ton.
Semalam harga CPO ditutup melemah dipicu oleh menguatnya ringgit Malaysia terhadap dolar AS dan juga aksi profit taking para trader, mengingat harga CPO sudah tembus ke atas RM 2.400/ton.
CPO ditransaksikan dalam mata uang Negeri Jiran. Ketika ringgit menguat di hadapan dolar AS, maka harga CPO akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini tentu membuat minat investor dan trader menjadi berkurang.
Menurut co-founder Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura yakni Dr. Sathia Varqa, ringgit menguat ke 4,26/US$ dari sebelumnya di hari pada 4,272/US$ dan memberatkan pasar CPO.
Dr. Sathia juga mengatakan pasar mengantisipasi kemungkinan penurunan ekspor di bulan Juli ini. "Dari 1-10 Juli, ekspor minyak sawit diperkirakan turun 13% - 16% dibanding periode yang sama bulan lalu" katanya.
Melemahnya harga minyak hari ini juga menjadi sentimen negatif yang membebani harga CPO. Amblesnya harga minyak membuat penggunaan biodiesel terutama dari CPO menjadi kurang ekonomis sehingga membuat minat dan permintaan juga ikut tertekan. Alhasil harga juga ikut terkerek turun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Masih Kuat Naik, On Track Menuju RM 2.400/Ton