
Kasus Corona di AS & RI Tembus Rekor, Rupiah Ikutan Tekor

Hari ini memang menjadi momentum yang tepat untuk mencairkan keuntungan, mengingat kondisi pasar keuangan dunia yang sedang kurang kondusif. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup melemah signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpangkas 1,39% dan S&P 500 turun 0,56%.
Lagi-lagi pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menjadi penghambat laju bullish di pasar keuangan global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di seluruh dunia adalah 11.874.226 orang. Bertambah 204.967 orang (1,76%) dibandingkan hari sebelumnya.
Secara nominal, tambahan 204.967 orang pasien baru dalam sehari adalah yang terbanyak kedua setelah 4 Juli, yang sebanyak 282.319 orang. Sedangkan dari sisi persentase, laju 1,76% adalah yang tercepat sejak 6 Juli.
Adalah situasi di AS yang membikin investor cemas. Pada 9 Juli, jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam tercatat 3.047.671 orang. Bertambah 64.771 orang (2,17%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Kenaikan jumlah pasien 64.771 orang dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak AS melaporkan kasus perdana pada 21 Januari. Sedangkan laju 2,17% adalah yang tercepat sejak 17 Mei.
"Covid-19 masih ada di sekitar kita. Oleh karena itu, pemulihan ekonomi dengan pola V-Shaped sepertinya menjadi agak sulit," ujar Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel yang berbasis di Virginia (AS), seperti dikutip dari Reuters.
Lonjakan kasus corona di AS membuat sejumlah daerah yang sempat membuka 'keran' aktivitas masyarakat kini menutupnya kembali. Eric Garcetti, Wali Kota Los Angeles, memutuskan untuk menunda pembukaan kembali sejumlah fasilitas hiburan seperti bioskop.
"Kami memutuskan untuk menunda pembukaan kembali bioskop, arena bowling, tempat konser, taman hiburan, dan berbagai fasilitas lainnya. Sekarang adalah waktu untuk menata ulang," tegas Garcetti, seperti diwartakan Reuters.
