
Defisit Gegara Covid-19, India Mau Jual Saham 2 BUMN Rp 38 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India gencar mencari dana untuk menambal stimulus anggaran di tengah hantaman pandemi Covid-19. India dikabarkan mencari dana hingga 200 miliar rupee atau US$ 2,7 miliar (setara Rp 38 triliun, kurs Rp 14.000/US$) dengan menjual kepemilikan saham di dua perusahaan terbuka (emiten) milik pemerintah.
Dua entitas BUMN India yang disebutkan akan dilepas sahamnya ialah Coal India, salah satu produsen batu bara terbesar di dunia dan IDBI Bank, bank yang saham terbesarnya dipegang oleh Life Insurance Corporation of India (LIC India), BUMN asuransi yang sahamnya 100% dipegang pemerintah.
Menurut sumber Bloomberg dari pemerintahan, disebutkan proposal itu akan melibatkan penjualan saham, tapi valuasi harganya tergantung pada sentimen pasar. Coal India tercatat di Bursa National Stock Exchange, Mumbai, begitu pun dengan IDBI Bank.
Dalam penjualan saham Coal India, menurut beberapa sumber tersebut, jika valuasi harga saham tidak menarik, maka perusahaan akan membeli kembali saham (buyback) dari pemerintah. Sayangnya, dua panggilan telepon kepada juru bicara Kementerian Keuangan India oleh Bloomberg tidak dijawab terkait dengan upaya konfirmasi ini.
Pandemi virus corona telah menggagalkan tujuan anggaran Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Penyebaran penyakit yang cepat mendorong pemerintah untuk meningkatkan anggaran untuk program-program kesejahteraan dan menggiatkan kembali ekonomi yang sedang berjuang untuk pulih akibat pandemi ini.
Pada Februari lalu, Modi berencana mencari dana sebanyak 2,1 triliun rupee dengan menjual aset negara demi menjaga defisit anggaran sebesar 3,5% dari produk domestik bruto (PDB).
Terlepas dari biaya ekonomi, penyebaran infeksi terus berlanjut setelah jumlah positif Covid-19 di India melampaui Rusia dan menjadi negara terparah ketiga dengan lebih dari 740.000 kasus positif Covid-19, fakta ini semakin memberikan tekanan lebih lanjut pada keuangan Negeri Bollywood ini.
Lockdown yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menghantam industri maskapai dan penurunan harga minyak dunia telah mengganggu rencana pemerintah untuk menjual maskapai penerbangan mereka, Air India, dan BUMN penyulingan terbesar kedua di negara itu, Bharat Petroleum Corp. Ltd.
LIC India India membeli 51% IDBI Bank pada tahun lalu dan membuat pemerintah memegang porsi saham sekitar 47%. Pemerintah India juga memegang lebih dari 66% saham Coal India. Sebelumnya India telah menjual 10% saham Coal India pada Januari 2015, dan meraih dana hingga 225,5 miliar rupee.
Ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan defisit fiskal India pada tahun ini akan mencapai 7% dari PDB, level defisit yang terakhir terjadi pada 1994. Dana Moneter Internasional (IMF) juga memprediksi utang publik di India bakal naik menjadi 85,7% dari PDB pada tahun depan dari saat ini sekitar 70% PDB.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Welcome to The Club! India Resmi Resesi