
Wall Street Menguat, IHSG Bakal ke 5.000, Bisa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (7/7/2020) berpotensi menguat terdorong oleh reli lanjutan tiga indeks utama Wall Street AS seiring membaiknya aktivitas sektor jasa.
Sebelumnya, pada perdagangan Senin kemarin (6/7/2020) bursa domestik IHSG membukukan penguatan, yang naik 15,07 poin atau 0,30% pada 4.988,87 setelah data keyakinan konsumen Indonesia membaik pada bulan Juni 2020 dibandingkan bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juni 2020 sebesar 83,8. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 77,8.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan kemarin mencapai Rp 6,73 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 547,38 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Sementara , volume transaksi tercatat 8,2 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 602.330 kali transaksi. Ada sebanyak 226 saham yang mencatatkan kenaikan, sementara yang turun sebanyak 185 saham dan stagnan sebanyak 158.
Saham-saham yang naik di antaranya saham PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) naik 24,53%, PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) menguat 24,42%, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) melambung 20,80%, sedangkan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 7,88% dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat 7,19%.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) terapresiasi menyusul laporan data dalam aktivitas sektor jasa AS di bulan Juni.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 456,67 poin atau 1,8% menjadi 26.287,03, Nasdaq melambung 226,02 poin atau 2,2% menjadi 10.433,65 dan S&P 500 menguat 49,71 poin atau 1,6% menjadi 3.179,72.
Saham perusahaan teknologi memimpin kenaikan dengan Apple, Amazon, Microsoft dan Google-parent Alphabet semua naik setidaknya 2%. Saham Amazon juga menembus di atas US$ 3.000 untuk pertama kalinya. Saham Netflix juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Dalam tanda terbaru dari pemulihan ekonomi yang cepat, Institute for Supply Management (ISM) merilis sebuah laporan yang menunjukkan perubahan besar dalam aktivitas sektor layanan AS di bulan Juni.
ISM mengatakan indeks non-manufaktur melonjak menjadi 57,1 pada Juni dari 45,4 pada Mei, dengan angka di atas 50 menandakan peningkatan aktivitas sektor jasa. Ekonom memperkirakan indeks naik ke 50,1.
Peningkatan tajam oleh indeks non-manufaktur mencerminkan peningkatan persentase poin satu bulan terbesar sejak debutnya pada tahun 1997.
"Indeks komposit non-manufaktur menunjukkan pertumbuhan setelah dua bulan kontraksi berturut-turut," kata Anthony Nieves, Ketua Komite Survei Bisnis Non-Manufaktur ISM, dikutip dari RTTNews.
Nieves menambahkan, "Responden tetap khawatir tentang virus corona dan kerusuhan sipil namun, mereka sedikit lebih optimis tentang kondisi bisnis dan ekonomi ketika bisnis mulai dibuka kembali."
Pada catatan pukul 07:30 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,30% pada 26.257, sedangkan S&P 500 menguat 0,28% menjadi 3.180 dan Nasdaq Composite 100 melesat 0,56% pada 10.657.
Pada perdagangan pagi ini Selasa (7/7/2020) penguatan bursa Wall Street dan rilis data indeks keyakinan konsumen Indonesia pada Juni 2020 yang naik sebesar 83,8 dari bulan sebelumnya yang sebesar 77,8 kemungkinan menjadi daya dobrak IHSG tembus level 5.000 kembali.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG masih berada di antara area resistance dan pivot, dengan garis BB yang sedikit menyempit maka, pergerakan selanjutnya diperkirakan menguat terbatas.
Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.010 hingga area 5.045. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.970 hingga area 4.935.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang mencoba berpotongan di di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk terkoreksi.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 62, dengan garis yang terpantau sedikit naik artinya pergerakan diperkirakan masih menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di antara level resistance dan pivot, dengan garis BB yang mulai menyempit maka pergerakan selanjutnya masih menguat terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500