Covid-19 Tak Bisa Hentikan Reli Wall Street, Nasdaq Rekor

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 July 2020 07:55
A commuter walks on Wall St. across from the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., January 10, 2019. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Warga berjalan di Wall St. di seberang New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, 10 Januari 2019. REUTERS / Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street terus melakukan reli pada Senin (6/7/2020), dengan indeks utama berakhir lebih tinggi. Nasdaq juga kembali mencatat rekor baru meskipun wabah virus corona (Covid-19) masih mengganggu AS.

Pada penutupan, Dow Jones Industrial Average naik 1,8% menjadi 26.287,03. S&P 500 naik 1,6% yang berakhir pada 3.179,72. Sementara Nasdaq yang kaya teknologi, naik 2,2% menjadi berakhir pada 10.433,65, penutupan ketiga berturut-turut.



Pasar masih meningkat meskipun AS menjadi episentrum terbesar penularan virus SARS-CoV-2 di dunia, dan setidaknya sudah menewaskan lebih dari 132 ribu orang, dengan kasus baru yang mencapai angka puluhan ribu dalam 24 jam terakhir.

Amazon adalah salah satu saham teknologi yang mengalami kenaikan besar, naik 5,8% yang berakhir pada US$ 3,057,04. Ini merupakan pertama kali harga saham Amazon berakhir di atas US$ 3.000.

Penyedia layanan media streaming digital, Netflix naik 3,6%, ditutup pada level tertinggi sepanjang masa. Sementara Apple naik 2,7% dan Microsoft naik 2,2%.

Berkshire berakhir naik 2,2% sementara Dominion kehilangan 11%. Kenaikan tersebut terjadi setelah unit miliarder raksasa Warren Buffet yang memegang Berkshire Hathaway, mengumumkan akuisisi banyak aset gas alam Dominion Energy sebesar US$ 4 miliar dalam bentuk tunai di samping utang.



Uber ditutup dengan kenaikan enam persen setelah mengumumkan akan membeli startup pengiriman Postmates seharga US$ 2,65 miliar dalam bentuk saham. Langkah ini mengguncang sektor transportasi berbasis online, yang berkembang selama pandemi.

Meskipun beberapa walikota di AS mengatakan mereka terlalu dini dalam membuka kembali kota, dan khawatir akan sistem perawatan kesehatan terhadap pasien Covid-19, Karl Haeling dari bank Landesbank Baden-Württemberg (LBBW) mengatakan Wall Street yakin tidak akan terkena imbas dari penutupan bisnis besar-besaran pada pertengahan Maret lalu.

"Pasar menunjukkan ketahanan lebih dari yang saya harapkan. Saya tidak berpikir kita akan kebal dari angka virus yang buruk ini," kata Haeling, dikutip dari AFP pada Selasa (7/7/2020).

"Seburuk mereka, tidak ada selera nyata untuk mengunci perekonomian. Jika kematian mulai mereda dan membanjiri rumah sakit secara lebih luas, mungkin itu mengubah segalanya."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular