Investor Khawatirkan Inflasi, Obligasi Pemerintah RI Tertekan

Haryanto, CNBC Indonesia
06 July 2020 17:41
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia hari ini, Senin (6/7/2020) mengalami pelemahan di tengah kekhawatiran kenaikan inflasi. Ketika inflasi meningkat, maka daya tarik investasi di Indonesia menjadi menurun, sebab keuntungan riil yang dihasilkan menjadi lebih rendah.

Kekhawatiran tersebut terjadi setelah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin pekan lalu setuju "burden sharing" dengan pemerintah dalam rangka memerangi pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Pemerintah sebelumnya mengajukan "burden sharing" di mana BI akan membeli obligasi pemerintah tanpa bunga (zero coupon) untuk keperluan public goods senilai Rp 397,56 triliun. Lalu untuk non-public goods, BI akan menyerap obligasi pemerintah dengan imbal hasil (yield) sebesar suku bunga 7 Day Reserve Repo Rate dikurangi 1%.

Ada kecemasan di pasar jika rencana tersebut terealisasi, maka inflasi di Indonesia akan mengalami kenaikan akibat semakin banyaknya jumlah uang yang beredar.

Ahli strategi mata uang di DailyFX, Margaret Yang, sebagaimana dikutip Reuters mengatakan saat bank sentral di negara berkembang membeli obligasi pemerintahnya dengan mata uang sendiri, maka akan menciptakan inflasi.

Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 5,10 basis poin (bps) menjadi 7,679%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Perbandingan Yield SBN RI 6 Juli 2020

 

Yield Obligasi Negara Acuan 6 Juli'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 3 Juli'20 (%)

Yield 6 Juli'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 6 Juli'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.574

6.575

0.10

6.4868

FR0082

10 tahun

7.233

7.239

0.60

7.2082

FR0080

15 tahun

7.646

7.697

5.10

7.61

FR0083

20 tahun

7.679

7.707

2.80

7.6319

Sumber: Refinitiv

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) justru menguat. Indeks tersebut naik 0,16 poin atau 0,06% menjadi 279,03 dari posisi kemarin 278,87.

Pelemahan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Senin ini (6/7/2020), Rupiah menguat 0,07% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.440/US$ di pasar spot.

Hal tersebut mencerminkan investor masih enggan untuk masuk ke aset pendapatan tetap Tanah Air yang terdorong oleh kekhawatiran meningkatnya inflasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular