Jadi Survivor Merger Bank Syariah BUMN? Saham BRIS Naik 20%

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
06 July 2020 09:31
BRI dan BRI Syariah Akselerasi Implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah. (Dok.BRI)
Foto: BRI dan BRI Syariah Akselerasi Implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah. (Dok.BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) melanjutkan reli pada perdagangan pagi ini, Senin (6/7/2020) merespons rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan (merger) semua bank syariah milik pemerintah.

Pada perdagangan pagi ini hingga pukul 09.14 WIB, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BRIS melompat 20,13% ke level Rp 382/unit. Nilai transaksi mencapai Rp 58,37 miliar. 


Pekan lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan rencana menggabungkan seluruh bank-bank syariah milik BUMN. Rencana penggabungan ini akan dilakukan secara bertahap.

Penggabungan bank syariah ini ditujukan untuk membuka opsi-opsi pendanaan yang lebih luas di dalam negeri. Penggabungan ini akan dilakukan rencananya pada kuartal pertama 2021.

"Untuk beberapa bank, kita juga sedang kaji, bank-bank syariah ini jadi satu. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu, bank syariah Mandiri, BRI supaya juga ada opsi-opsi pendanaan bagi yang percaya bisnis syariah," kata Erick, di Jakarta (2/72020).

Nantinya merger ini akan menghasilkan satu entitas bank syariah baru dengan total aset sebesar Rp 207 triliun dan bisa menjadi bank terbesar nomor delapan di Indonesia.

"Kita coba sedang kaji bank-bank syariah kita ini nanti semua kita coba merger-in. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu. Bank Syariah Mandiri, BNI, dan BRI," ujar Ericj, Kamis (2/7/2020).

Alasan peleburan ini sendiri karena potensi bank syariah di Indonesia sangat besar, lantaran mayoritas penduduknya Muslim.

"Lalu kenapa saya menginginkan merger syariah, karena Indonesia yang penduduk muslim terbesar tidak punya fasilitas itu. Nah, kalau syariah di-merger ia bisa menjadi top bank yang menjadi alternatif pilihan," tutur dia.

Seperti diketahui, saat ini ada tiga bank umum syariah yang merupakan anak usaha BUMN. Ketiga bank itu adalah, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk (BRIS), PTBank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk Bank BTN masih berupa unit syariah yaitu Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Sementara itu, kinerja keuangan perseroan pada kuartal I-2020 cukup impresif, di mana laba bersih tumbuh 150% menjadi Rp 75,15 miliar. Pertumbuhan pembiayaan BRIS pada periode tersebut naik 34,28% menjadi Rp30,45 triliun, sedangkan pertumbuhan dana murah naik 77,51% secara tahunan menjadi Rp16,86 triliun.

BRIS merupakan satu-satunya bank syariah milik BUMN yang melantai di BEI. Maka ada kemungkinan BRIS lah yang akan menjadi entitas baru dari bank syariah gabungan ini.

Jika skenario ini terjadi maka total kepemilikan publik akan terdilusi, sebagai catatan total kepemilikan saham publik di BRIS saat ini sebesar 18,33%. 

Akan tetapi jika melihat besaran total aset dan total ekuitas, bisa saja Bank Syariah Mandiri yang memiliki total aset dan total ekuitas paling besar yang menjadi induk bank syariah gabungan ini.

Pada skenario ini, Bank BRI sebagai induk usaha BRIS harus melakukan tender offer terlebih dahulu pada pemegang saham publik BRIS untuk membeli saham-saham yang beredar di publik baru BRIS dapat melakukan voluntary delisting dari Bursa Efek Indonesia.


(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantap! Baru Setengah Jalan, Saham BRI Syariah Cuan 12%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular