Mantap! Baru Setengah Jalan, Saham BRI Syariah Cuan 12%

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 July 2020 12:26
BRI dan BRI Syariah Akselerasi Implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah. (Dok.BRI)
Foto: BRI dan BRI Syariah Akselerasi Implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah. (Dok.BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen penggabungan bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih menjadi katalis yang mendorong penguatan harga saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS). Pada perdagangan sesi I, harga saham menguat nyaris 12%. 

Penutupan sesi I, harga saham BRIS ditutup melesat 11,87% ke level Rp 490/unit. Nilai transaksi saham BRIS tercatat sebesar Rp 273,29 miliar dengan total volume.

Kenaikan harga saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ini membuat nilai kapitalisasi sahamnya mencapai Rp 4,76 triliun. Sementara nilai aset perseroan tercatat mencapai Rp 42,23 triliun hingga akhir kuartal I-2020.

Reli saham BRIS terjadi dalam dua pekan terakhir. Dalam sepekan terakhir harga saham BRIS tercatat melesat 54,09%. 

Penguatan harga saham BRIS ini dipicu oleh pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir dua pekan lalu yang menyebutkan rencana menggabungkan seluruh bank-bank syariah milik BUMN. Rencana penggabungan ini akan dilakukan secara bertahap.

Penggabungan bank syariah ini ditujukan untuk membuka opsi-opsi pendanaan yang lebih luas di dalam negeri. Penggabungan ini akan dilakukan rencananya pada kuartal pertama 2021.

"Untuk beberapa bank, kita juga sedang kaji, bank-bank syariah ini jadi satu. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu, bank syariah Mandiri, BRI supaya juga ada opsi-opsi pendanaan bagi yang percaya bisnis syariah," kata Erick, di Jakarta (2/72020).

Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng menilai penggabungan bank-bank syariah milik perusahaan pelat merah sebagai langkah yang tepat untuk mencapai operasional perusahaan yang lebih efisien dan efektif.

Menurut Tanri penggabungan akan membuat bisnis perusahaan menjadi lebih fokus menggarap pasar syariah di dalam negeri. Penggabungan juga dinilai akan meningkatkan efisiensi dari segi pengurus perusahaan.

"Ya tentu masih perlu dipelajari tetapi kalau saya sih untuk bisa lebih efisien dan efektif dimerger saja karena kan model bisnisnya sama, jenis bisnis sama. Kalau saya ya dimerger saja," kata Tanri dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Rabu (8/7/2020).


Nantinya merger ini akan menghasilkan satu entitas bank syariah baru dengan total aset sebesar Rp 207 triliun dan bisa menjadi bank terbesar nomor delapan di Indonesia.

Seperti diketahui, saat ini ada tiga bank umum syariah yang merupakan anak usaha BUMN. Ketiga bank itu adalah, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk (BRIS), PTBank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk Bank BTN masih berupa unit syariah yaitu Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Sementara itu, kinerja keuangan BRIS pada kuartal I-2020 cukup impresif, di mana laba bersih tumbuh 150% menjadi Rp 75,15 miliar. Pertumbuhan pembiayaan BRIS pada periode tersebut naik 34,28% menjadi Rp30,45 triliun, sedangkan pertumbuhan dana murah naik 77,51% secara tahunan menjadi Rp16,86 triliun.

BRIS merupakan satu-satunya bank syariah milik BUMN yang melantai di BEI. Maka ada kemungkinan BRIS lah yang akan menjadi entitas baru dari bank syariah gabungan ini.

Jika skenario ini terjadi maka total kepemilikan publik akan terdilusi, sebagai catatan total kepemilikan saham publik di BRIS saat ini sebesar 18,33%.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham BRIS Galau Tingkat Tinggi, Investor Belum Pede Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular