
IHSG Menuju 5.000, Simak Sederet Kabar dari Emiten

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (3/7/20) di tutup di zona hijau dengan apresiasi sebesar 0,14% di level 4.973,79. IHSG berhasil selamat ditutup terapresiasi karena 15 menit sebelum pasar ditutup IHSG sempat jatuh ke zona merah.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 108 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 6,1 triliun. Terpantau 176 saham harganya naik, 222 turun, dan 171 stagnan.
Penurunan IHSG secara tiba-tiba ini dikarenakan bursa Benua Eropa dibuka di zona merah setelah penjualan motor Jerman anjlok 40% pada Juni ke level terendah 30 hari, menurut harian Jerman Tagesspiegel.
Di sisi lain, pabrik Inggris kian banyak yang merumahkan karyawan, menurut survey Make U.K pada Jumat dengan 46% dari industriawan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam enam bulan, naik dari posisi Mei sebesar 25%.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan akhir pekan lalu.
1. Bos Taksi Express Buka-bukaan, Utang hingga Ancaman Pailit!
Emiten pengelola taksi Express, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) tengah menghadapi tekanan cukup berat. Selain beban utang yang menggunung, perseroan juga terimbas cukup besar dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan sejumlah wilayah sebagai dampak pandemi Covid-19.
Secara kinerja, perusahaan Grup Rajawali Corpora milik Peter Sondakh ini sebetulnya berhasil menekan kerugian di tahun lalu seiring dengan efisiensi yang dilakukan perusahaan.
2. Kookmin Incar 67% Saham Bukopin, Bosowa: Harus Izin RUPS
Bosowa Corporindo selaku pemegang saham pengendali PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menyatakan tidak ada keputusan yang menyatakan Kookmin Bank bisa menguasai saham Bukopin hingga 67%.
Erwin Aksa, Komisaris Utama sekaligus pemilik dari Bosowa, mengatakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) yang digelar pada Oktober 2019 hanya menyetujui Penawaran Umum Terbatas V alias rights issue sebesar 4,66 miliar lembar saham baru atau 40% dari modal yang ditempatkan dan disetorkan.
3. Serap Rights Issue, Konglomerat Tahir Suntik Mayapada Rp750 M
Konglomerat Dato Sri Tahir menyuntikan modal sebesar Rp 750 miliar ke PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA). Tahir merupakan pemegang saham pengendali dari Bank Mayapada.
Hal tersebut terungkap dari Keterbukaan Informasi dari Bank Mayapada di Bursa Efek Indonesia. Setoran modal tersebut dilakukan pada Rabu, 1 Juli 2020.
"Penempatan dana tersebut memperkuat aspek permodal dan merupakan bagian dari tahapan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas XIII tahun 2020 sebesar Rp 4,5 triliun," tulis keterbukaan informasi yang ditandatangani Hariyono Tjahjarijadi.
4. PGN Dukung Pertumbuhan Kawasan Industri Sumatera Utara
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang juga berperan sebagai sub holding gas, setelah merealisasikan kebijakan penetapan harga gas sektor industri tertentu sebesar USD 6/MMBTU, optimis untuk mengembangkan infrastruktur dan layanan gas bumi dalam mendukung pertumbuhan industri di berbagai wilayah.
Salah satunya adalah di wilayah Sumatera Bagian Utara sebagai wilayah yang telah menerima manfaat kebijakan sesuai Kepmen ESDM 89.K/2020 pada bulan Juni 2020.
5. Siap-siap! Erick Thohir Bakal Rombak Habis Manajemen Pupuk
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan untuk merombak habis komisaris dan direksi PT Pupuk Indonesia (Persero).
Menteri BUMN Erick Thohir menggambarkan perombakan yang akan dilakukan di perusahaan ini sebagai battlefield (ladang perang) baru yang akan membuat kementerian yang dipimpinnya banyak dikecam.
Erick mengatakan banyak hal yang harus diperbaiki dari BUMN pupuk ini. Sebab, tugas utama yang dilakukan oleh PT Pupuk untuk menyalurkan pupuk kepada petani, justru tidak tepat sasaran.
6. Penjualan Drop, Indomobil Cetak Rugi Rp 164 M di Q1
Emiten otomotif Grup Salim, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), merilis laporan keuangan per Maret 2020 atau kuartal I-2020. Hasilnya, tekanan penurunan penjualan membuat perseroan membukukan rugi bersih Rp 164,50 miliar pada periode 3 bulan tahun ini.
Padahal, pada periode 3 bulan di tahun 2019, IMAS berhasil mencetak laba bersih hingga Rp 630,99 miliar.
"Penjualan kendaraan di Q1 menurun sebesar 22,2%, adapun di Q2 diestimasi akan menurun sekitar 70%," kata Direktur Utama Indomobil Jusak Kertowidjojo, dalam surat jawaban pertanyaan Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat (3/7/2020).
7. Unilever Tutup 1 Pabrik, 265 Karyawan Diminta di Rumah
Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memastikan pasokan produk tetap aman kendati menutup fasilitas pabrik Unilever setelah adanya laporan mengenai beberapa karyawan di bagian engineering gedung TBB yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Sancoyo Antarikso, Governance and Corporate Affairs Director menyampaikan, produk perseroan merupakan bagian penting dalam keseharian konsumen oleh karena itu Unilever memastikan hal ini tidak akan mempengaruhi pasokan kepada konsumen.
8. OJK Periksa Kepatuhan 40 MI & Broker, Begini Respons Pasar
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 40 perusahaan sekuritas dan 40 perusahaan manajer investasi (MI) serta produk pengelolaan investasinya pada tahun ini.
Langkah ini dilakukan OJK untuk menjaga industri investasi dan pasar modal di Tanah Air agar tetap aman dan bertumbuh secara berkelanjutan.
"Pemeriksaan kepatuhan di 2020, dilakukan terhadap 40 perusahaan efek dan 40 MI dan produk pengelolaan investasinya," tulis keterangan yang disampaikan OJK dalam dokumen bertajuk Reformasi Sektor Jasa Keuangan Bidang Pasar Modal OJK, yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (3/7/2020).
9. Siap-siap! Sri Mulyani Bakal Tempatkan Dana Triliunan ke BPD
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah merealisasikan 'titipan' dana Rp 30 triliun kepada Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara).
Nah setelah bank BUMN, ternyata pemerintah bakal menyiapkan juga dana titipan kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD). Dengan mekanisme yang sama dengan bank BUMN, nantinya bank daerah dapat melakukan restrukturisasi kredit sampai ekspansi seperti halnya bank BUMN.
"Mirip dengan BUMN, nah itu skema penempatan dana pemerintah di bank pembangunan daerah tengah disiapkan," kata salah satu pejabat di Kemenkeu kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/7/2020).
10. Ada Tugas Khusus dari Erick Thohir, Ini Tantangan Direksi BNI
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan setiap bank pelat merah punya spesialisasi yang unik dan berbeda-beda agar tidak tumpang tindih. Menteri Erick Thohir secara khusus menyampaikan rencana pengembangan bisnis PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang menjadi tugas khusus yang harus mulai dijajaki perusahaan.
Erick mengatakan BNI tengah disiapkan untuk menjajaki bisnis international banking sehingga tak lagi overlapping dengan bisnis yang dijalankan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di segmen bank korporasi.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Astra Drop 8% di Q1, Pizza Hut Tegaskan Tak Ada PHK