
Sentimen Mixed, Bursa Eropa Bergerak Variatif di Sesi Awal

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak variatif pada pembukaan Jumat (3/7/2020), merespons kabar positif data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang secara bersamaan dibarengi kenaikan angka infeksi Covid-19.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, naik sangat tipis pada sesi pembukaan. Indeks saham sektor teknologi menguat sebesar 0,6% menjadi pemimpin reli sedangkan indeks saham sektor minyak dan gas melemah 0,3%.
Sejam kemudian, reli Stoxx 600 berbalik turun 0,27 poin (-0,07%) ke 368,02. Indeks FTSE Inggris melemah 10,84 poin (-0,17%) ke 6.229,52 dan CAC Prancis turun 14,23 poin (-0,28%) ke 5.035,15. Di sisi lain, DAX Jerman naik 2,4 poin (+0,02%) ke 12.610,86.
Bursa Eropa coba mengikuti momentum penguatan yang telah membantu penguatan bursa Asia Pasifik, menyusul pertumbuhan sektor jasa di China per Juni yang mencatatkan laju tercepat dalam satu dekade terakhir, menurut Reuters.
Pemerintah AS melaporkan pembukaan lapangan kerja baru sebesar 4,8 juta, atau jauh di atas ekspektasi ekonom sebanyak 2,9 juta. Angka pengangguran juga anjlok menjadi 11,1% dari posisi Mei sebesar 13,3% atau lebih baik dari polling ekonomi Dow Jones sebanyak 12,4%.
Virus corona terus mendominasi sentimen pasar, di mana pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan perlunya pemberlakuan kembali karantina wilayah (lockdown) di beberapa negara karena kenaikan kasus yang signifikan.
Di AS, lebih dari 12 negara bagian telah menunda atau membatalkan rencana pembukaan kembali perekonomian menyusul kenaikan kasus Covid-19. Menurut Worldometers, lebih dari 10 juta orang di dunia telah terinfeksi dan setidaknya 511.000 jiwa terenggut di pandemi ini.
AS melaporkan ada lebih dari 55.000 kasus baru pada Kamis, menjadi rekor harian tertinggi. Penasihat keuangan Gedung Putih Anthony Fauci mengingatkan bahwa virus telah bermutasi menjadi lebih menular.
Di Eropa, penjualan motor Jerman anjlok 40% pada Juni ke level terendah 30 hari, menurut harian Jerman Tagesspiegel. Di sisi lain, pabrik Inggris kian banyak yang merumahkan karyawan, menurut survey Make U.K pada Jumat dengan 46% dari industriawan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam enam bulan, naik dari posisi Mei sebesar 25%.
Angka final Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor jasa dan gabungan versi IHS Markit diharapkan keluar pada Jumat pagi, dan bisa menawarkan insight lebih jauh menuju pemulihan ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Melesat di Sesi Awal Sambut Kebijakan The Fed