Analisis Teknikal

Wall Street Hijau, IHSG Pede Tembus 5.000 Nih!

Haryanto, CNBC Indonesia
03 July 2020 08:31
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (3/7/2020) berpotensi menguat terdorong oleh naiknya tiga indeks utama Wall Street di tengah membaiknya laporan pekerjaan di Negeri Paman Sam tersebut.

Sebelumnya, pada perdagangan Kamis kemarin (2/7/2020) IHSG ditutup menguat 52,39 poin atau 1,07% menjadi 4.966,78 merespons kabar menggembirakan dari perusahaan farmasi raksasa Pfizer (PFE) dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech (BNTX) yang mengumumkan data positif dari uji coba tahap awal manusia terhadap vaksin virus corona.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 7,63 triliun, dengan investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 210,17 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Ada sebanyak 218 saham yang mencatatkan kenaikan, sementara yang turun sebanyak 193 saham dan stagnan sebanyak 150.

Saham-saham yang naik di antaranya PT PP (Persero) Tbk (PTPP) naik 11,36%, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menguat 9,92%, PT PAbrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) terapresiasi 9,70%, sedangkan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 6,61% dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 5,15%.

Apresiasi IHSG juga terdorong setelah laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan sektor swasta nonpertanian menciptakan 2,4 juta pekerjaan pada bulan Juni, dengan 70% pekerjaan baru di industri rekreasi, perhotelan, perdagangan, dan konstruksi.

Selain itu, data ekonomi yang menggembirakan lainnya juga menopang kinerja ekuitas dunia, indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) bulan Juni naik menjadi 52,6 dari 43,1 pada Mei. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (Jumat pagi waktu Indonesia) berakhir di teritori positif.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 92,39 poin atau 0,4% menjadi 25.827,36, Nasdaq naik 53,00 poin atau 0,5% menjadi 10.207,63 dan S&P 500 menguat 14,15 poin atau 0,5% menjadi 3.130,01.

Reli Wall Street datang setelah rilis laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan rekor lonjakan dalam pekerjaan di bulan Juni. Laporan itu mengatakan pekerjaan penggajian non-pertanian melejit sebesar 4,8 juta pekerjaan pada bulan Juni setelah melonjak 2,7 juta pekerjaan pada bulan Mei.

Sementara para ekonom telah memperkirakan lapangan kerja akan meningkat hanya sekitar 3,0 juta pekerjaan.

Departemen Tenaga Kerja juga mengatakan tingkat pengangguran turun menjadi 11,1% pada bulan Juni dari 13,3% pada bulan Mei. Di saat tingkat pengangguran diperkirakan akan turun ke 12,3%.

"Peningkatan 4,8 juta dalam penggajian non-pertanian pada bulan Juni memberikan konfirmasi lebih lanjut bahwa rebound ekonomi awal telah jauh lebih cepat daripada yang kami dan sebagian besar lainnya perkirakan," kata Michael Pearce, Ekonom Senior AS di Capital Economics, melansir RTTNews.

Bursa AS ditutup pada hari Jumat ini untuk liburan Fourth of July, hari kemerdekaan Amerika.

Pada perdagangan pagi ini Jumat (3/7/2020) penguatan bursa Wall Street kemungkinan menjadi daya dorong IHSG ke zona hijau.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang melebar maka pergerakan selanjutnya cenderung menguat lebih lanjut.

Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.985 hingga area 5.035. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.930 hingga area 4.880.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk menguat.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 66, dengan garis yang terpantau bergerak naik artinya pergerakan cenderung untuk menguat. Namun kenaikan menjadi terbatas karena mendekati level 80 RSI yang menjadi area overbought atau jenuh beli.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di level resistance, dengan garis BB yang melebar maka pergerakan selanjutnya untuk naik atau menguat. Hal ini juga terkonfirmasi dengan MACD yang berada di zona positif

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular