Ekonomi AS Menuju Kebangkitan, Bagaimana Nasib Emas?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 July 2020 20:25
[Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)
Foto: [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih stabil pada perdagangan Kamis (2/7/2020) saat data pasar tenaga kerja AS memberi sinyal kebangkitan ekonomi.

Pada pukul 20:14 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.763,18/troy ons, melemah 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Namun, pelemahan tersebut masih sama dengan siang tadi, artinya tidak ada perubahan signifikan usai rilis data tenaga kerja AS.

Departemen Tenaga Kerja AS pada pukul 19:30 WIB melaporkan data non-farm payroll atau jumlah tenaga kerja yang terserap di luar sektor pertanian, sebanyak 4.8 juta orang di bulan Juni, jauh lebih tinggi dari prediksi Reuters sebanyak 3 juta orang, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,699 juta orang.

Selain itu tingkat pengangguran juga turun menjadi 11,1%, dari bulan Mei 13,3% dan lebih rendah dari prediksi Reuters sebesar 12,3%.

Besarnya jumlah tenaga kerja yang kembali direkrut menunjukkan roda bisnis di negeri Paman Sam kembali berputar, dan menguatkan harapan perekonomian akan segera bangkit pasti merosot akibat pandemi Covid-19.

Emas yang merupakan aset aman (safe haven) biasanya menjadi kurang menarik saat perekonomian mulai pulih, pelaku pasar akan memilih aset berisiko dengan imbal hasil tinggi ketimbang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga harga emas cenderung melemah. Tetapi belakangan ini perilaku yang berbeda ditunjukkan si logam mulia.

Melihat tren jangka panjang, pergerakan emas mengikuti pergerakan bursa saham. Di bulan Maret misalnya, ketika bursa saham global mengalami aksi jual masif, harga emas dunia ikut merosot. Bahkan jika melihat jauh ke belakang, pasca krisis finansial 2008, bursa saham dan harga emas juga beriringan menguat, hingga akhirnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada US$ 1.920/troy ons pada September 2011. 

Banyak analis mengatakan dalam jangka pendek, emas memang akan mengalami koreksi merespon data-data ekonomi yang apik dan sinyal kebangkitan ekonomi. Tetapi untuk jangka panjang, data ekonomi yang bagus juga akan berdampak positif bagi emas.

Bart Melek, kepala strategi global di TD Securities, pada pekan lalu mengatakan jika harga emas akan menguat lagi seandainya data ekonomi di pekan ini dirilis bagus.

"Pergerakan harga emas pekan depan (pekan ini) akan dipengaruhi oleh data ekonomi. Kabar bagus akan menjadi baik juga untuk emas," kata Bart Melek, kepala strategi global di TD Securities, sebagaimana dilansir Kitco Jumat (26/6/2020).

Sementara Ole Hansen dari Saxo Bank dalam riset yang dikutip CNBC International mengatakan emas belakangan ini masih bergerak di kisaran US$ 1.700/troy ons, setelah mengalami pergerakan liar di bulan April.

Emas belum lagi mampu melesat naik seperti di bulan April tersebut, tetapi Hansen mengatakan investor yang sabar akan menuai hasil yang besar di kuartal III-2020. 

Ada lagi bank investasi ternama Goldman Sachs yang baru-baru ini menaikkan target harga emas. Dalam 3 bulan ke depan Goldman memprediksi harga emas akan mencapai US$ 1.800/troy ons, kemudian dalam 6 dan 12 bulan ke depan akan mencapai US$ 1.900 dan US$ 2.000/troy ons.

Secara teknikal Secara teknikal, koreksi emas pada Rabu kemarin mencapai target penurunan US$ 1.764/troy ons.

Tetapi, penurunan tersebut tidak mengubah outlook emas, setelah berhasil break out level US$ 1.744/troy ons yang merupakan batas atas pola Rectangle pada hari Senin (22/6/2020), dan terus mencetak level tertinggi intraday di tahun ini.

xauGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Foto: Refinitiv 

Pola Rectangle menjadi indikasi emas berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways, dengan batas bawah di US$ 1.670/troy ons. Rentang batas bawah ke batas atas pola Rectangle sebesar US$ 74, jadi ketika batas atas berhasil ditembus maka target penguatan emas juga sebesar US$ 74 dari batas atas US$ 1.744/troy ons.

Artinya, target penguatan emas ketika pola Rectangle ditembus adalah US$ 1.818/troy ons, lebih tinggi dari level psikologis US$ 1.800/US$. Emas saat ini juga sudah mencapai resisten US$ 1.788/troy ons. Jika mampu ditembus secara konsisten, peluang emas mencapai level psikologis US$ 1.800/troy ons malam ini akan semakin mudah.

Sementara itu, indikator stochastic masih berada di wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.

Berlanjutnya koreksi akan membawa harga emas ke level US$ 1.744 yang menjadi support (tahanan bawah) kuat. Selama bertahan di atasnya, peluang emas ke US$ 1.818/troy ons masih tetap terjaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular