
Deretan Saham Ini Menguat, IHSG Sesi II Bakal Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I hari Kamis ini (2/7/2020) berakhir di zona hijau, dengan kenaikan 0,66% atau 32,24 poin pada 4.946,62 merespons kabar vaksin virus corona dari perusahaan farmasi AS Pfizer.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 3,71 triliun, sementara investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 135,56 miliar di semua pasar.
Selain itu, volume transaksi tercatat 3,63 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 347.226 kali transaksi.
Saham-saham yang membukukan penguatan di antaranya saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) naik 12,66%, PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) menguat 7,83%, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) melambung 5,95%, sedangkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) naik 2,46% dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menguat 2,27%.
Apresiasi IHSG terdorong setelah kabar menggembirakan dari perusahaan farmasi raksasa Pfizer (PFE) dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech (BNTX) yang mengumumkan data positif dari uji coba tahap awal manusia terhadap vaksin virus corona.
Menurut laporan CNBC International, sebuah studi tentang kandidat vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech menunjukkan obat itu menciptakan antibodi penawar. Hasilnya dirilis secara online, tetapi belum ditinjau oleh jurnal medis.
"Kami didorong oleh data klinis BNT162b1, satu dari empat konstruksi mRNA yang kami evaluasi secara klinis, dan untuk itu kami memiliki temuan positif, awal, dan garis besar," kata Kathrin U. Jansen, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Pfizer, dalam sebuah rilis.
Perusahaan juga mengatakan bahwa, jika vaksin mendapat persetujuan regulator, pihaknya mengharapkan untuk membuat hingga 100 juta dosis pada akhir tahun dan mungkin akan menambah kapasitas menjadi lebih dari 1,2 miliar dosis pada akhir 2021.
Pasar saham juga mendapat dorongan setelah laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan sektor swasta nonpertanian menciptakan 2,4 juta pekerjaan pada bulan Juni, dengan 70% pekerjaan baru di industri rekreasi, perhotelan, perdagangan, dan konstruksi.
Selain itu, data ekonomi yang menggembirakan lainnya juga menopang kinerja ekuitas, indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) bulan Juni naik menjadi 52,6 dari 43,1 pada Mei. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi.
Pada perdagangan sesi II IHSG cenderung bertahan di zona hijau karena banjir sentimen positif, dikombinasikan dengan indikator BB yang berada di area resistance dengan garis BB yang melebar, maka pergerakan cenderung menguat.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang mulai melebar melebar maka pergerakan selanjutnya cenderung menguat lebih lanjut.
Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.970 hingga area 5.020. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.920 hingga area 4.870.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk menguat.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 60, dengan garis yang terpantau bergerak turun artinya pergerakan cenderung untuk koreksi. Namun RSI belum menyentuh area overbought atau jenuh beli, sehingga potensi naik masih memungkinkan.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di level resistance, dengan garis BB yang melebar maka pergerakan selanjutnya untuk naik atau menguat.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500