
Poundsterling Libas Rupiah, tapi Nyungsep Lawan Dolar AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (30/6/2020), tetapi malah nyungsep melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan bervariasi tersebut dipicu oleh isu keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal, dengan istilah Brexit.
Pada pukul 14:23 WIB, poundsterling menguat 0,27% melawan rupiah ke Rp 17.469,63/GBP di pasar spot melansir data Refinitiv.
Di waktu yang sama, poundsterling malah melemah 0,24% melawan dolar AS ke US$ 1,2268. Hingga hari ini, mata uang Negeri Ratu Elizabeth ini sudah melemah empat hari beruntun melawan the greenback dan berada di level terlemah dalam 1 bulan terakhir.
Inggris saat ini dalam masa transisi hingga 31 Desember nanti untuk keluar dari Uni Eropa. Kedua belah pihak sedang melakukan negosiasi untuk hubungan dagang setelah masa transisi berakhir.
Jika sampai 31 Desember nanti tidak ada kesepakatan, maka Inggris akan keluar dari pasar tunggal, artinya akan ada tarif ekspor-impor yang akan dikenakan.
Bila hal ini sampai terjadi, maka perekonomian Inggris terancam merosot lebih dalam. Apalagi saat ini pandemi penyakit akibat virus corona sudah membuat perekonomian global menuju jurang resesi.
Kedua belah pihak akan kembali melakukan perundingan di pekan ini. Negosiator Inggris David Frost dan negosiator Uni Eropa, Michel Barnier, akan bertemu untuk pertama kalinya sejak bulan Maret, ketika virus corona menyerang berbagai negara di dunia, sehingga perundingan face-to-face ditunda dan berlangsung secara virtual.
Isu Brexit menjadi sangat penting bagi masa depan Inggris, karena akan berpengaruh untuk jangka panjang. Oleh karena itu, efeknya terhadap poundsterling lebih besar ketimbang pandemi Covid-19.
Sejauh ini belum ada tanda-tanda kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan dagang, karenanya poundsterling terus tertekan melawan dolar AS.
Tetapi pounsterling masih mampu menguat melawan rupiah, tetapi jika dilihat ke belakang sebenarnya masih berkinerja negatif alias masih melemah lebih dari 5% sepanjang tahun ini. Pada 22 Juni lalu, poundsterling bahkan menyentuh level terendah 8 bulan Rp 17.327,87/GBP, dan posisi hari ini masih belum jauh dari titik tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
