
Abaikan Kasus Corona, IHSG Sesi II Bertahan di Zona Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (30/6/2020) berhasil masuk zona hijau, yang menguat 17,12 poin atau 0,35% ke level 4.918,94 terdorong oleh kemungkinan stimulus tambahan bank sentral dunia guna memerangi virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 3,26 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 189,20 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 4,5 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 369.620 kali transaksi.
Saham-saham yang menguat di antaranya saham PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) melonjak 21,92%, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) menguat 12,11%, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) melesat 9,46%, sedangkan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) naik 7,95% dan PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) naik 7,75%.
Sentimen positif datang dari Negara Paman Sam. Usai terkoreksi pada akhir pekan lalu, dini hari tadi tiga indeks saham utama Wall Street berhasil melenggang ke zona hijau.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 580,25 poin atau 2,32% menjadi 25.595,80, Nasdaq melambung 116,93 poin atau 1,20% menjadi 9.874,15 dan S&P 500 naik 44,19 poin atau 1,47% menjadi 3.053,24.
Rebound atau penguatan bursa Wall Street dipicu setelah pelaku pasar mengabaikan sejenak laporan tentang penyebaran virus corona dan masuk kembali ke pasar saham di tengah harapan bahwa bank sentral akan lebih agresif memberikan stimulus dalam waktu dekat.
Selanjutnya, sentimen positif juga datang dari zona Euro. Di mana bank sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menambah paket stimulus untuk memerangi pandemi Covid-19 yang sempat membuat gaduh di pasar keuangan global.
Awal pekan ini ECB menambah dana sebesar 600 miliar euro untuk membeli aset-aset keuangan melalui Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). Sehingga secara total ECB menggelontorkan uang senilai 1,35 triliun euro jika ditambah dengan nominal sebelumnya di 750 milia euro.
Sementara bursa saham Asia lainnya yaitu indeks Kospi Korea Selatan berhasil naik 1,54%, indeks Nikkei menanjak 1,70%. Sementara dari wilayah administratif China, Hong Kong Indeks Hang Seng naik 0,86% dan di Singapura Indeks STI di Singapura terbang 1,11%.
Pada perdagangan sesi II IHSG cenderung bertahan di zona hijau di tengah harapan stimulus tambahan sejumlah negara dan pemulihan ekonomi. Sementara indikator BB yang berada di antara level pivot dan resistance, dengan garis yang mulai menyempit mengindikasikan pergerakan yang terbatas atau sideways.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di antara area pivot dan resistance, dengan garis BB yang mulai menyempit maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.
Untuk melanjutkan penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.940 hingga area 4.985. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.895 hingga area 4.850.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah negatif dan mencoba berpotongan ke atas, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk rebound atau naik.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 61 dengan garis yang terpantau mendatar, namun mencoba menyentuh area 80, artinya pergerakan masih berpotensi menguat kendati terbatas.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di antara area pivot dan resistance, dengan garis BB yang mulai menyempit maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500