
Awal yang Baik! IHSG Dibuka Hijau, Asing Masih Net Sell

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan awal pekan Senin (29/6/20) langsung dibuka naik 0,16% ke level 4.894,12. Selang 5 menit IHSG masih terpantau berada di zona hijau dengan apresiasi sebesar 0,49% di level 4.925,27.
Meskipun IHSG naik data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 5 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 632 miliar.
Saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 4,6 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 4,7 miliar.
Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia terpantau hijau, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong terbang sebesar 0,78%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,83%, sedangkan STI Singapore juga naik 0,83%.
Sementara itu kabar baik datang dari Negara Paman Sam. Usai terkoreksi pada akhir pekan lalu, dini hari tadi tiga indeks saham utama Wall Street berhasil melenggang ke zona hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 579 poin atau 2,3%. Pada saat bersamaan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat 1,5% dan 1,2%.
"Data statistik [infeksi] virus corona di AS memburuk dalam sepekan terakhir. Namun para trader kembali tak menghiraukan sentimen negatif ini" kata Erik Bregar, kepala Strategi FX di Exchange Bank of Canada dalam sebuah catatan.
Beberapa analis seperti seperti Tom Lee dari Fundstrat Global Advisors, mengatakan bahwa mereka merasa terhibur karena fakta bahwa percepatan jumlah infeksi belum mengarah pada peningkatan kematian yang nyata.
"Meskipun ada banyak 'berita utama' Covid-19 yang mengkhawatirkan selama akhir pekan angka 'catatan kasus' kematian harian AS yang dikaitkan dengan Covid-19 turun ke level terendah baru 253," kata Lee dalam emailnya kepada klien.
"Dan sementara banyak yang cenderung menjadi 'full blown' bearish lagi, kami pikir perbedaan dalam perawatan Covid-19 (kasus vs kematian) serta jalur yang mencerminkan [kasus] di NYC mendekati puncaknya memberi tahu kami kami mungkin [kita] dekat dengan titik dimana kasus mulai lambat," tambahnya.
Lonjakan kasus yang kembali terjadi akhir-akhir ini membuat WHO berkomentar. Meski banyak negara sudah membuat kemajuan, secara global, pandemi terus merebak dengan pesat" kata Direktur Jendeal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah video konferensi.
"The worst is yet to come" begitu kata Tedhros. "Saya mohon maaf harus mengatakan hal tersebut, tetapi dengan kondisis seperti sekarang ini kita takut hal yang terburuk akan tejadi. Oleh sebab itu kita harus menyatukan tindakan untuk melawan virus berbahaya ini bersama-sama" ungkapnya.
Selanjutnya, sentimen positif juga datang dari zona Euro. Bank sentralnya diperkirakan akan menambah paket stimulus untuk memerangi pandemi Covid-19 yang sempat membuat gaduh di pasar keuangan global.
Awal pekan ini ECB menambah dana sebesar 600 miliar euro untuk membeli aset-aset keuangan melalui Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). Sehingga secara total ECB menggelontorkan uang senilai 1,35 triliun euro jika ditambah dengan nominal sebelumnya di 750 miliar euro.
Sementara itu sentimen negatif dari dalam negeri datang dari perkembangan terbaru kasus mega-skandal PT Asuransi Jiwasraya setelah Kejaksaan Agung menetapkan tujuh individu dan 13 perusahaan manajer investasi sebagai tersangka.
Hal ini menyebabkan berberapa perusahaan manajer investasi sulit untuk menjual produk reksadananya dan bukan tidak mungkin ada ketakutan di antara para investor reksadana sehingga terjadinya redemption besar-besaran yang tentunya akan mendorong mundur harga saham secara umum.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000