Tiada Tempat Buat Aset Berisiko Hari Ini, Termasuk SBN

Jakarta, CNBC Indonesia - Obligasi pemerintah Indonesia atau Surat Berharga Negara (SBN) mengalami tekanan jual. 'Cuaca' yang tidak kondusif membuat investor memilih bermain aman dan menjauhi pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pada Senin (29/6/2020) pukul 12:01 WIB, imbal hasil (yield) SBN seri acuan tenor 10 tahun naik 1,4 basis poin (bps) menjadi 7,207%. Kenaikan yield menunjukkan harga instrumen ini sedang turun karena minimnya minat investor atau terjadi aksi jual.
Tidak hanya di SBN, pasar saham dan valas Tanah Air juga tertekan. Pada pukul 12:03 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,83% sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,28%.
Investor kembali cemas melihat perkembangan penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 28 Juni adalah 9.843.073 orang. Bertambah 190.025 orang atau 1,97% dibandingkan hari sebelumnya.
Tambahan 190.025 kasus dalam sehari adalah rekor kenaikan harian tertinggi sejak WHO mencatat pasien corona mulai 20 Januari. Sedangkan pertumbuhan 1,97% adalah laju tercepat sejak 21 Juni.
Di Indonesia, situasinya juga perlu menjadi perhatian. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan, jumlah pasien positif corona per 28 Juni adalah 54.010 orang. Bertambah 1.198 orang (2,27%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Pada 27 Juni, kasus corona di Tanah Air bertambah 1.385 yang menjadi rekor penambahan harian tertinggi. Sehari setelahnya memang agak melambat tetapi lagi-lagi masih di atas 1.000.
Perkembangan ini sedikit banyak membuat investor tidak nyaman dan memilih untuk bermain aman dengan mengoleksi emas dan dolar AS. Pada pukul 12:08 WIB, harga emas dunia di pasar spot naik 0,2% ke US$ 1.774,15/troy ons sementara Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,12%.
Memang hari ini tiada tempat di hati investor bagi aset-aset berisiko. Jadi jangan heran yield SBN meninggi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
(aji/aji)