Tak Kuat Lama-lama Melawan Gravitasi, Rupiah Jatuh ke Bumi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 June 2020 10:36
Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari sejumlah bank yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah yang di luar dugaan bisa menguat, akhirnya melemah juga di perdagangan pasar spot.

Pada Kamis (25/6/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.231. Rupiah melemah 0,5% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah yang sempat hijau kini berbalik merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.090 di mana rupiah melemah tipis 0,04%.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih stagnan di Rp 14.080/US$. Sejurus kemudian rupiah masuk jalur hijau, meski penguatannya tipis saja.

Namun rupiah seakan tidak mampu melawan tekanan gravitasi. Apa mau di kata, hampir seluruh mata uang utama Asia memang melemah di hadapan dolar AS. Bahkan banyak yang depresiasinya lebih dalam dari rupiah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:08 WIB:

Performa rupiah yang tidak jelek-jelek amat didukung oleh masuknya arus modal asing ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang melemah 0,56% pada pukul 09:43 WIB. Namun investor asing masih membukukan beli bersih Rp 17,19 miliar.

Mungkin investor menilai potensi keuntungan di pasar keuangan Indonesia masih tinggi. Sejak awal kuartal II-2020, IHSG sudah melemah nyaris 9% sehingga peluang rebound luamayan tinggi.

Valuasi IHSG yang dicerminkan dalam Price to Earnings Ratio (P/E) pun relatif murah yaitu 12,7 kali. P/E IHSG lebih murah dibandingkan KLCI (18,68 kali), SETi (15,5 kali), sampai Nikkei 225 (20,32 kali).

Rupiah juga demikian. Dalam dua pekan terakhir, rupiah mengalami tekanan yang lumayan berat, melemah sampai nyaris 1%.

Oleh karena itu, aset-aset di Indonesia memang masih menarik karena menjanjikan peluang rebound yang lumayan tinggi. Akibatnya, investor asing masih berkenan untuk masuk meski tidak terlalu banyak. Arus modal asing ini yang mampu menopang rupiah meski sentimen eksternal sedang sangat negatif.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular