
Wall Street Cetak Rekor, IHSG Bakal Ngegas ke Level 4.960

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (24/6/2020) berpeluang masuk zona hijau mengikuti penguatan bursa Wall Street AS karena investor merespons positif pernyataan penasihat ekonomi Gedung putih Lawrence 'Larry' Kudlow.
Dalam wawancara bersama CNBC International, Kudlow menyebut bahwa tidak ada gelombang serangan kedua (second wave outbreak) virus corona di AS.
"Memang ada beberapa hotspot, kami terus menanganinya dan kami sekarang tahu caranya. Kita sudah bertahan dan melalui musim dingin, tidak ada second wave yang bakal datang," tegas Kudlow.
Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin (23/6/2020) IHSG terkoreksi 39,7 poin atau 0,81% ke level 4.879,13 menyusul kekhawatiran bakal memanasnya lagi hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 6,52 triliun, investor asing kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 527,90 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 249 saham yang mencatatkan penurunan, sementara naik sebanyak 147 saham dan stagnan sebanyak 172.
Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) (-6,80%), PT Ciputra Development Tbk (CTRA) (-6,52%), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) (-5,30%), Sedangkan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) (-5,29%) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) (-4,23%).
Penurunan IHSG ini terpicu oleh pernyataan dari Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang mengungkapkan bahwa perjanjian damai dagang AS-China sudah selesai. Pada pertengahan Januari lalu, AS-China sudah meneken kesepakatan dagang fase I di Washington. Namun dengan pernyataan Navarro, sepertinya tidak akan ada fase-fase berikutnya.
"Sudah selesai. Mereka mengirimkan ratusan orang ke negara ini untuk menyebarkan virus. Beberapa menit setelah pesawat mereka lepas landas untuk kembali ke negaranya, saat itulah kami mulai mendengar soal pandemi ini," tegas Navarro dalam wawancara dengan Fox, seperti dikutip dari Reuters.
Washington sepertinya masih jengkel dan menyalahkan China atas penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Negeri Adidaya. Bahkan Navarro sampai berteori para delegasi China yang hadir dalam penandatanganan perjanjian damai dagang fase I menjadi biang keladi penularan virus corona.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia) ditutup di zona hijau.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 131,14 poin atau 0,5% menjadi 26.156,10 dan S&P 500 menguat 13,43 poin atau 0,4% menjadi 3.131,29, sementara Nasdaq melonjak 74,89 poin atau 0,7% menjadi 10.131,37.
Penguatan bursa Wall Street juga terdorong oleh kenaikan saham Apple (AAPL) yang melesat 2,1% ke rekor tertinggi baru dan sekaligus memimpin lonjakan indeks Nasdaq.
Reli lanjutan di Wall Street juga dikaitkan dengan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang mengklarifikasi pernyataannya tentang kesepakatan perdagangan antara AS-China.
Pada catatan pukul 07:45 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,17% pada 26.064, sedangkan S&P 500 menguat 0,13% menjadi 3.122 dan Nasdaq Composite 100 naik 0,18% pada 10.214.
Pada perdagangan pagi ini Rabu (24/6/2020) reli bursa Wall Street kemungkinan menjadi harapan IHSG untuk masuk zona hijau.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG masih berada di area support, dengan garis BB yang melebar maka pergerakan selanjutnya cenderung menurun lebih lanjut.
Untuk melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level support selanjutnya yang berada di area 4.860 kembali hingga area 4.800. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati level resistance yang berada di area 4.920 hingga area 4.960.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berpotongan di wilayah positif dan kembali berada di zona negatif maka kecenderungan pergerakan IHSG masih konsolidasi atau koreksi.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 21 yang sekaligus menjadi area jenuh jual atau oversold, artinya pergerakan mencoba untuk rebound.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator garis BB yang berada di area support dan melebar dikombinasikan dengan MACD yang berada di zona negatif, maka pergerakan IHSG selanjutnya diperkirakan masih tertekan atau terkoreksi. Namun, RSI yang sudah oversold membatasi kerugian bahkan mencoba rebound.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500