Keluar dari Pasar Saham, Investor Borong Obligasi RI

Market - Haryanto, CNBC Indonesia
22 June 2020 17:26
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari Senin ini (22/6/2020) menguat yang didorong oleh aksi penghindaran risiko (risk aversion) investor di tengah kekhawatiran gelombang kedua serangan virus corona.

Berdasarkan catatan dari Worldometers pada hari Minggu kemarin (21/6/20) jumlah pasien yang terkonfirmasi positif corona secara global kembali memecahkan rekor dengan jumlah pasien positif 130 ribu lebih orang.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0080 bertenor 15 tahun justru melemah.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 3,90 basis poin (bps) menjadi 6,697%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Yield Obligasi Negara Acuan 22 Juni'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 19 Juni'20 (%)

Yield 22 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 22 Juni'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.736

6.697

-3.90

6.6036

FR0082

10 tahun

7.188

7.185

-0.30

7.1417

FR0080

15 tahun

7.684

7.685

0.10

7.597

FR0083

20 tahun

7.703

7.700

-0.30

7.5968

Sumber: Refinitiv

 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga menguat. Indeks tersebut naik 0,22 poin atau 0,08% menjadi 277,42 dari posisi kemarin 277,20.

Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada hari Senin ini (22/6/2020), Rupiah melemah 0,43% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.110/US$ di pasar spot.

Bukan yang Terbaik 

Penguatan harga SUN senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Diantara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terbaik ketujuh.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau menguat, yang kesemuanya hampir mencatatkan penurunan tingkat yield, kendati bervariatif.  Surat utang negara yang paling menguat yaitu Thailand, yang mengalami penurunan tingkat yield sebesar 2,50 basis poin (bps). Sementara yang paling melemah yaitu surat utang negara Afrika Selatan dengan kenaikan tingkat yield 8,00 bps.

Hal tersebut mencerminkan investor global kembali masuk aset pendapatan tetap (fixed income) Tanah Air di tengah penghindaran aset berisiko (risk aversion).

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang 

Negara

Yield 19 Juni'20 (%)

Yield 22 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.86

6.86

0.00

China (A+)

2.905

2.933

2.80

Jerman (AAA)

-0.412

-0.424

-1.20

Prancis (AA)

-0.088

-0.097

-0.90

Inggris Raya (AA)

0.235

0.22

-1.50

India (BBB-)

5.849

5.88

3.10

Jepang (A)

0.019

0.012

-0.70

Malaysia (A-)

3.065

3.062

-0.30

Filipina (BBB)

3.442

3.441

-0.10

Rusia (BBB)

5.56

5.58

2.00

Singapura (AAA)

0.909

0.908

-0.10

Thailand (BBB+)

1.29

1.265

-2.50

Amerika Serikat (AAA)

0.713

0.7

-1.30

Afrika Selatan (BB+)

9.22

9.3

8.00

Sumber: Refinitiv

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya


(har/har)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading