
Corona Menggila, Siap-siap Kembali #dirumahaja?

Ketiga, investor juga perlu mencermati sejumlah rilis data. Di AS, akan ada pengumuman pembacaan final angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pembacaan sebelumnya menghasilkan angka -4,8% dan sepertinya tidak akan ada perubahan.
Pada kuartal II-2020, sepertinya kontraksi ekonomi Negeri Paman Sam bakal lebih parah. Mengutip GDPNow terbitan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Atlanta, ekonomi AS diperkirakan mengalami kontraksi hingga -45,5% pada periode April-Juni 2020.
Kemudian pada Selasa, akan dirilis pembacaan awal angka Purchasing Managers' Index (PMI) periode Juni untuk sejumlah negara seperti Australia, Jepang, Prancis, Jerman, Inggris, sampai AS. Data ini layak dicermati untuk melihat apakah ekonomi dunia betul-betul mulai pulih setelah pelonggaran social distancing.
Sejauh ini, aura pemulihan ekonomi masih terasa. Misalnya, Internasional Energy Agency memperkirakan permintaan minyak pada 2020 adalah 91,7 juta barel/hari, naik 500.000 barel/hari dibandingkan proyeksi Mei. Ini menandakan bahwa ekonomi akan pulih pada semester II-2020 sehingga mendongkrak permintaan energi.
Namun pemulihan itu masih penuh syarat dan ketentuan berlaku. Syarat dan ketentuan paling utama adalah jangan sampai ada secound wave outbreak virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
