Bursa Eropa Menguat di Awal Sesi 1 Berkat Likuiditas BoE

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 June 2020 14:38
bursa eropa
Foto: reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat di sesi awal perdagangan Jumat (19/6/2020), merespons kenaikan anggaran dari pemerintah untuk menyuntikkan likuiditas lewat pembelian aset obligasi di pasar sekunder.

Indeks Stoxx 600, yang berisikan 600 saham unggulan di Eropa, naik 0,5% pada sesi pembukaan. Indeks saham sektor minyak dan gas (migas) loncat 1% menjadi pemimpin reli diikuti semua indeks sektoral lainnya.

Selang setengah jam kemudian, reli Stoxx 600 menipis menjadi 2,28 poin (+0,63%) ke 365,69. Di sisi lain indeks FTSE Inggris menguat 27,66 poin (+0,44%) ke 6.251,73, indeks DAX Jerman naik 71,29 poin (+0,58%) ke 12.352,82 dan CAC Prancis tumbuh 41,34 poin (+0,83%) ke 5.000,09.

Fokus para investor masih terletak pada kenaikan kasus corona, misalnya di AS yang saat ini tengah bersiap membuka kembali perekonomian mereka. Di sisi lain, ahli Chinese Center for Disease Control (CCDC) pada Kamis mengumumkan bahwa pandemi tersebut kini terkendali.

Bursa utama di kawasan Asia Pasifik menguat dengan indeks Shenzhen China' yang melesat lebih dari 1% untuk memimpin reli, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia tumbuh 0,75%.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memanaskan keadaan dengan mengancam pemutusan hubungan dengan China meski perwakilan kedua negara lagi bernegosiasi. Namun, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa pemutusan hubungan dagang kedua negara berperekonomian terbsar itu bukanlah yang bisa diwujudkan.

Di Eropa, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) pada Kamis menyuntikkan lagi dana senilai £100 miliar untuk memuluskan program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) untuk menjaga ekonomi Negara Monarki tersebut. Total nilai program Fasilitas Pembelian Aset (Asset Purchase Facility/APF) itupun meningkat menjadi £745 miliar.

Dari sisi data, Jerman mengumumkan inflasi Mei yang melambat pada Jumat, yakni sebesar 2,2% (tahunan) Mei dan -0,4% secara bulanan, atau sedikit di bawah ekspektasi pasar.

Penjualan ritel Inggris per Mei anjlok 13,1% (year on year/YoY), atau jauh di bawah ekspektasi analis dalam polling Reuters sebesar 17,1%. Secara bulanan, penjualan ritel naik 12% setelah kebijakan karantina wilayah (lockdown) agak diperlonggar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Melesat di Sesi Awal Sambut Kebijakan The Fed

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular