Utang Jatuh Tempo & Rating Dipangkas, Modernland Bisa Bayar?

tahir saleh, CNBC Indonesia
19 June 2020 11:15
Jakarta Garden City
Foto: Jakarta Garden City

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat emiten properti pengelola Jakarta Garden City yakni PT Modernland Realty Tbk (MDLN) dan Obligasi Berkelanjutan I 2015 Seri B MDLN menjadi "idBBB-" dari sebelumnya "idBBB", dengan prospek atau outlook dipertahankan di Credit Watch dengan implikasi negatif.

Penurunan rating tersebut dilakukan karena meningkatnya risiko pembiayaan kembali baik dari obligasi domestik senilai Rp 150 miliar yang akan jatuh tempo pada 7 Juli 2020 dan obligasi dolar AS senilai US$ 150 juta (Rp 2,1 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$) yang akan jatuh tempo pada Agustus 2021.

"Karena kemungkinan yang tinggi bahwa MDLN akan bergantung pada pendanaan eksternal untuk menyelesaikan utang yang akan jatuh tempo di tengah lingkungan operasi yang sulit yang disebabkan pandemi coronavirus (Covid-19)," tulis Pefindo, dalam risetnya, dikutip Jumat (19/6/2020).

"Karena lingkungan kredit yang memburuk, kami berpandangan bahwa bank lokal menjadi lebih selektif dalam memberikan fasilitas kredit baru. Kami juga berpandangan bahwa akses ke pasar obligasi domestik dan internasional telah menjadi lebih lemah dari sebelumnya karena keengganan pemberi pinjaman terhadap sektor ini yang juga meningkat," tulis dua analis Pefindo, Yogie Perdana dan Christyanto Wijaya.

Pefindo mencatat, sampai 11 Juni 2020, MDLN belum mendapatkan fasilitas pinjaman bank yang dapat digunakan sebagai sumber pelunasan.

Menurut Pefindo, peringkat tetap berada pada "Credit Watch dengan implikasi negatif" yang mencerminkan risiko penurunan peringkat lebih lanjut apabila MDLN gagal menunjukkan kemajuan signifikan terkait dengan rencana pembiayaan kembali dalam beberapa minggu mendatang, yang dapat mengakibatkan penurunan peringkat lebih dari satu tingkat.

"Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya."

"Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. Tanda Kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan," tulis dua analis tersebut.

Menurut Pefindo, peringkat tersebut mencerminkan cadangan lahan MDLN yang besar, kualitas aset yang baik, dan margin profitabilitas yang baik. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif dan proteksi arus kas Perusahaan yang lemah, risiko pembiayaan kembali yang meningkat, dan konsentrasi proyek dan kurangnya pendapatan berulang atau recurring income.

Potensi Penurunan

Pefindo menegaskan, peringkat tersebut dapat diturunkan apabila MDLN gagal dalam menyiapkan pembayaran atau mendapatkan pembiayaan kembali atas obligasi senilai Rp 150 miliar yang jatuh tempo di 7 Juli 2020 dalam beberapa minggu mendatang dan obligasi US$ 150 juta yang akan jatuh tempo pada 2021 dalam waktu menengah.

"Kami juga dapat menurunkan peringkat apabila MDLN menambah jumlah utang serta tidak dapat mencapai target pendapatan dan EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, amortisasi dan depresiasi], yang akan memicu pemburukan profil keuangan."

"Kami dapat menghapus peringkat dari CreditWatch dengan implikasi negatif dan memberikan prospek yang stabil jika MLDN mampu membiayai kembali utang jatuh temponya, sehingga akan mengurangi tekanan likuiditas," tulis Pefindo.

Kegiatan MDLN meliputi pengembangan properti residential, kawasan industrial, dan eksposur kecil ke segmen perhotelan dan komersial. Proyek-proyek utama MDLN terletak di Cakung, Serang, dan Tangerang.

Per 31 Desember 2019, pemegang saham MDLN adalah PT Honoris Corporindo Pratama (13,6%), PT Panin Sekuritas Tbk (11,8%), AA Land Pte Ltd (7,4%), Woodside Global Venture Inc (6,9%), PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia (5,3%), dan investor publik (55,0%).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diganjar Rating idA, Begini Risiko Bisnis Summarecon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular