
Bunga Acuan Dipangkas, Saham Bank BUKU IV Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham perbankan kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU IV) menguat pada perdagangan jelang akhir pekan ini, Jumat (19/6/2020) seiring dengan respons positif dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%.
Hampir semua saham Bank BUKU IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun) menguat. Data perdagangan mencatat, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,07% ke posisi Rp 4.910 per saham. Disusul penguatan harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 0,98% ke level Rp 3.080 per saham.
Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), naik 0,72% ke Rp 28.150 per saham. Adapun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 0,22% ke posisi Rp 4.510 per saham. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga naik 0,44% di posisi Rp 4.510 per saham.
Menurut Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang, sebelumnya saham perbankan sempat dilanda profit taking atau aksi ambil untung pada akhir perdagangan Kamis kemarin, setelah BI mengumumkan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Alhasil, kemarin IHSG harus terjerembab 1,25% ke posisi 4.925,24 poin, utamanya didorong dari saham-saham perbankan. Namun, pagi ini sudah kembali menguat.
"Penurunan suku bunga acuan BI dapat memicu penurunan NIM [margin bunga bersih] perbankan dan selanjutnya menurunkan profit mereka," kata Edwin, kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/5/2020).
Pada perdagangan hari ini, Edwin memperkirakan, IHSG berpeluang terkena minor profit taking dan melaju pada rentang 4.884 - 4.967. Secara valuasi, saham-saham yang direkomendasikan di penghujung pekan ini antara lain di sektor perbankan, telekomunikasi, properti, infrastruktur dan konsumer.
Sementara itu, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas, Anugerah Zamzami Nasr berpendapat, meski IHSG kembali diperdagangkan menguat pada pagi ini, investor masih mewaspadai potensi risiko terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19 dan menjadi katalis negatif bagi pasar saham.
"Investor masih mewaspadai risiko gelombang kedua pandemi Covid-19 dan memanasnya risiko geopolitik di Asia," tuturnya, saat dihubungi CNBC Indonesia.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Great Sale Lagi! 4 Saham Bank BUKU IV Ini Murah Meriah