
Anteng di US$ 1.720/oz, Harga Emas Spot Bisa Nanjak Lagi Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan Rabu (17/6) atau Kamis pagi waktu Indonesia turun tipis sebesar US$ 0,67 atau 0,04% ke level US$ 1.726,29/troy ons setelah naik US$ 2,35 atau 0,14% ke level US$ 1.726,96/troy ons dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Mengacu data Refinitiv, dalam beberapa hari terakhir, harga emas masih bergerak di atas level psikologis US$ 1.700/troy ons di tengah beragam sentimen, mulai dari lonjakan kasus pandemi virus corona (Covid-19) hingga stimulus bank sentral.
Salah satu lembaga riset dan media khusus emas, Gold Eagle, yang berdiri sejak 1997, memberikan analisis teknikal terkait dengan harga emas. Data perkiraan harga emas ini merupakan prediksi rata-rata dari beragam panel analis pasar emas.
Penilaian mereka terhadap tren harga emas didasarkan pada berbagai metode termasuk: analisis teknikal, fundamental pasar, sentimen pasar saat ini, dan analisis peristiwa ekonomi dan politik global.
Sebuah sinyal, baru saja muncul di pasar keuangan global untuk pertama kalinya dalam sejarah yang tercatat akibat pendemi Covid-19 dan ini menubuatkan masalah besar bagi perekonomian dunia ke depan.
![]() Analisis |
Sebelumnya, emas sebagai aset lindung nilai untuk meminimalkan risiko, sempat menyentuh level terendah di US$ 1.190/troy ons yang berasal dari koreksi pasar pada akhir tahun 2018.
Sementara itu, sejak tembus atau breakout harga emas di level US$ 1.580/troy ons pada April lalu, harga emas terus menunjukkan pola bullish sejak saat itu.
Harga emas yang terus bergerak naik bertepatan dengan pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) di tengah meluasnya penyebaran virus corona pada bulan Maret di seluruh negara. Lazimnya, ketika kondisi ekonomi mengkhawatirkan, emas biasanya jadi target investasi.
Emas melanjutkan pola bullish (tren menguat) yang berlangsung hingga pertengahan Mei, kemudian harga emas terus 'berlari'. Harga emas baru-baru ini menjejak kembali levelnya ke kisaran US$ 1.720/troy ons dan menemukan pijakan baru di tingkat harga itu. Harga emas pun terus naik lebih dari US$ 15 sejak 19 Mei 2020.
Gold Eagle juga memperkirakan bahwa harga emas akan mencoba kembali ke level tertinggi yang berada di kisaran US$ 1.760/troy ons hingga menemukan dukungan lanjutan, dengan titik resistensi (batas atas) berikutnya adalah US$ 1.785/troy ons yang sempat diuji dua kali pada tahun 2012.
Jika nantinya level tersebut tertembus, berpotensi berlanjut ke US$ 1.900/troy ons jika bullish emas terus berjalan di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
Pada pukul 18:52 WIB tadi malam, harga emas diperdagangkan di level US$ 1.720,71/troy ons, melemah 0,32% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Emas Antam
Dari dalam negeri, harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Kamis kemarin (18/6/2020) naik 0,60% atau sebesar Rp 5.000 menjadi Rp 842.120/gram dari perdagangan Rabu di level Rp 837.120/gram.
Sebelumnya pada perdagangan Rabu, harga emas Antam turun 0,36% atau Rp 3.000 dari posisi harga Selasa yakni Rp 840.120/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram naik 0,60% berada di Rp 84,212 juta dari harga kemarin Rp 83,712 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Adapun khusus harga 1 gram emas Antam juga naik Rp 5.000 menjadi Rp 900.000/gram setelah turun Rp 3.000 ke Rp 895.000/gram pada hari Rabu kemarin.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam pun naik 0,77% atau Rp 6.000 ditetapkan pada Rp 790.000/gram, dari posisi kemarin Rp 784.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk Berhembus dari AS, Emas Kayanya Makin Longsor