Analisis Teknikal

Vaksin Corona & Reli Wall Street, IHSG Bakal Menghijau!

Haryanto, CNBC Indonesia
17 June 2020 08:15
Kondisi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/2/2018). IHSG hari ini bergerak negatif karena respon sentimen anjloknya bursa saham Amerika hingga 4,15%. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (17/6/2020) berpotensi menghijau terdorong oleh reli bursa Wall Street AS dan sokongan kabar menggembirakan terkait dengan vaksin virus corona (Covid-19).

Pada perdagangan Selasa kemarin (16/6/2020) IHSG menguat signifikan, naik 170,12 poin atau 3,53% ke level 4.986,46 merespons stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed) guna memastikan likuiditas di pasar untuk tetap terjaga dan bahkan berlebih.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 8,52 triliun. Investor asing kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 602,39 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 341 saham yang mencatatkan kenaikan, sementara turun sebanyak 102 saham dan stagnan sebanyak 145.

Saham-saham yang mengalami kenaikan di antaranya PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (16,03%), PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) (14,29%), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) (12,56%), Sedangkan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) (10,40%) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (9,76%).

Apresiasi IHSG seiring dengan lonjakan bursa Wall Street setelah The Fed AS berkomitmen untuk membeli obligasi korporasi, di atas dana yang sudah diperdagangkan di bursa. Pembelian akan dilakukan menggunakan fasilitas kredit korporasi pasar sekunder The Fed.

Hal ini diumumkan bank sentral AS itu sebagai upaya berkelanjutan untuk mendukung berfungsinya pasar dan mempermudah kondisi kredit. Nantinya, The Fed akan memiliki kemampuan untuk membeli hingga US$ 750 miliar.

Sentimen positif lainnya juga datang dari obat virus corona yang menunjukkan titik terang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga mengklaim sudah menemukan kombinasi lima obat yang efektif melawan Covid-19.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Purwati mengatakan penelitian dilakukan pada kombinasi obat-obatan yang sudah beredar di pasaran terhadap potensi dan efektivitas obat tersebut sehingga membuat efek antiviral dari Sars Cov-2.

"Kami melakukan uji toksisitas, apakah obat tersebut toksik bagi tubuh kita. Kedua mengecek atau meneliti potensi untuk membunuh dari virus Sars Cov-2 dan efektivitas obat tersebut. Kami juga mengecek juga inflamasi dan anti inflamasi," jelas Purwati seperti dikutip, Selasa (16/6/2020).

Kabar menggembirakan terbaru juga datang dari perusahaan farmasi Inggris, Chief Executive Officer (CEO) AstraZeneca PLC mengungkapkan bahwa vaksin coronavirus potensial yang tengah dikembangkan perusahaan kemungkinan akan memberikan perlindungan terhadap tertularnya virus Covid-19 selama sekitar satu tahun.

"Kami pikir itu [vaksin] akan melindungi selama sekitar satu tahun," kata CEO AstraZeneca, Pascal Soriot kepada penyiar Bel RTL, stasiun radio Belgia, dilansir CNBC International, Rabu (17/6/2020).

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia) ditutup menghijau.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melompat 526,82 poin atau 2% menjadi 26.289,98, Nasdaq melonjak 160,84 poin atau 1,8% menjadi 9.895,87 dan S&P 500 melonjak naik 58,15 poin atau 1,9% menjadi 3.124,74.

Reli lanjutan di bursa Wall Street datang setelah rilis laporan dari Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan penjualan ritel pada bulan Mei meningkat lebih dari yang diperkirakan, ketika toko-toko mulai dibuka kembali setelah penguncian (lockdown) akibat virus corona.

Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel meroket 17,7% pada bulan Mei setelah anjlok 14,7% pada April. Di saat para ekonom memperkirakan penjualan ritel hanya melonjak sebesar 8,0% dibandingkan dengan penurunan 16,4% yang awalnya dilaporkan untuk bulan sebelumnya.

Peningkatan rekor dalam penjualan ritel sebagian disebabkan oleh rebound substansial dalam penjualan untuk kendaraan bermotor dan dealer suku cadang, yang melonjak 44,1% pada bulan Mei setelah jatuh 12,3% pada April.

Pada catatan pukul 07:30 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,09% pada 26.170, sedangkan S&P 500 melemah 0,01% menjadi 3.118 dan Nasdaq Composite 100 koreksi 0,05% pada 9.956.

Pada perdagangan pagi ini Rabu (17/6/2020) reli lanjutan bursa Wall Street kemungkinan menjadi amunisi tambahan IHSG untuk berada di zona hijau lagi.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk naik atau menguat.

Untuk melanjutkan kenaikan, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.040 hingga area 5.100. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.930 hingga area 4.875.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berpotongan di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk naik.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI masih berada di bawah area 80 dan terpantau bergerak naik, artinya pergerakan selanjutnya cenderung masih naik, namun kenaikan menjadi terbatas karena mendekati level 80 yang menjadi area overbought.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area resistance dan mulai melebar, maka pergerakan IHSG selanjutnya diperkirakan masih menguat yang juga terkonfirmasi dengan MACD yang sudah oversold.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular