Peluang Perbaikan Ekonomi Bikin Pasar Saham Mulai Bergairah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
16 June 2020 17:30
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir perdagangan hari ini Selasa (16/6/2020) ditutup menguat 3,53% ke posisi 4.986,45 poin. Kenaikan ini terbilang tinggi dalam satu pekan terakhir dimana indeks lebih banyak berada di zona merah dibanding mengalami penguatan.

CEO Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan kenaikan ini terjadi karena investor mulai mengantisipasi perubahan perekonomian dalam negeri. Kendati saat ini pembukaan ekonomi masih dilakukan secara bertahap namun investor mulai memilah-milah perusahaan mana yang layak untuk diinvestasikan.

"Orang-orang sudah mengantisipasi, melihat ekon dibuka perlahan dan kemarin-kemarin flat dan sekarang ekonomi kembali berputar dan orang mulai antisipasi mana perusahaan yang mau diinvestasikan," kata Michael di Jakarta, Selasa (16/6/2020).

Dia menjelaskan, penurunan indeks yang terjadi beberapa waktu terakhir banyak disebabkan karena turunnya harga saham-saham perbankan yang memang berpengaruh pada posisi indeks. Penurunan ini karena investor melihat risiko perbankan di tengah pandemi ini meningkat.

"Sekarang orang sudah mulai pulih kepercayaan saat ekonomi membaik. NPL [non performing loan] akan berkurang karena tadinya orang antisipasi kalau [pandemi] terjadi sampai Agustus akan banyak problem NPL di bank," lanjutnya.

Michael menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya ini memperkirakan perekonomian dunia, termasuk Indonesia akan mulai membaik pada awal 2021. Kendati, masih ada potensi second wave pandemi sehingga membuat ekonomi Indonesia akan membentuk kurva W.

Dalam kurva W tersebut, posisi penurunan pertama terjadi pada kuartal kedua 2020 dan posisi bottom yang kedua diperkirakan akan terjadi pada kuartal ketiga tahun ini.

Perbaikan perekonomian akan mulai terlihat pada kuartal terakhir tahun ini dan akan terus meningkat pada 2021. Bahkan Schroders Indonesia memperkirakan tahun depan ekonomi global akan tumbuh 5%, dan sebagian besar akan didorong oleh pertumbuhan ekonomi dari negara. berkembang.

Untuk itu, menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mulai akumulasi menempatkan dana pada aset seperti saham. Namun, untuk mengantisipasi kurva W investasi bisa dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi saat ini.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dilarang BEI, Apa Sebenarnya Transaksi Short Selling?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular