Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Begini Strategi BCA

tahir saleh, CNBC Indonesia
15 June 2020 19:10
Workers are seen near the logo of Bank Central Asia, or BCA, in Sudirman Business District in Jakarta, Indonesia, September 7, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: BCA REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC IndonesiaPT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyampaikan dampak pandemi Covid-19 terhadap operasional perusahaan. Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan kegiatan operasional bank tetap berjalan secara normal di tengah masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dalam pernyataan resmi BCA yang disampaikan Linda Chandrawati, Kepala Sub Divisi BCA, manajemen perseroan menyatakan mendukung #BankingFromHome dengan memperkuat inisiatif platform perbankan digital, termasuk peningkatan limit transfer internet banking individu (KlikBCA) hingga Rp 250 juta/ hari.

Selain itu, perseroan juga konsisten mempromosikan aplikasi BCA Mobile untuk berbagai aktivitas finansial nasabah, serta Halo BCA call center yang siap melayani 24 jam setiap hari.

BCA juga menerapkan langkah proaktif untuk melindungi kesehatan nasabah dan karyawan sesuai protokol kesehatan, antara lain melakukan pemeriksaan suhu di kantor cabang serta mengatur physical distancing.

"Di tengah pandemi Covid-19, BCA mendukung kebijakan #PhysicalDistancing melalui kampanye #BankingFromHome, penyediaan layanan perbankan melalui berbagai online channels, setelah sebelumnya mengaktifkan Business Continuity Plan (BCP)," katanya, dalam keterbukaan informasi BEI, dilansir Senin (15/6/2020).

Adapun untuk karyawan, BCA memberlakukan kebijakan work from home bergiliran, pembagian operasional kerja, hingga menyediakan bus khusus karyawan.

"Kami mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam aktivitas internal dan eksternal untuk mendukung berbagai aspek operasional sehari-hari. Bagi masyarakat dan komunitas, 'Bakti BCA' menyerahkan beragam bantuan seperti Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis, sejumlah ventilator untuk beberapa rumah sakit rujukan penanggulan Covid-19, hingga kebutuhan pokok bagi masyarakat melalui kantor cabang yang tersebar di seluruh penjuru tanah air."

Dampak kinerja

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pihaknya juga membantu nasabah BCA yang kompeten agar bisa melalui situasi ekonomi yang tidak menentu akibat dampak pandemi Covid-19 melalui proses restrukturisasi kredit dengan mengacu kepada relaksasi dari regulator.

Pada saat ini BCA sedang memproses restrukturisasi kredit kepada nasabah tertentu dalam tiap segmen agar mencapai keberhasilan pemulihan.

Sebelumnya, BCA mengungkapkan tengah memproses restrukturisasi kredit sekitar Rp 65 triliun hingga Rp 82,6 triliun atau setara dengan 10%-14% dari keseluruhan portofolio kredit bagi debitur yang terdampak pandemi virus corona hingga Mei 2020.

Jumlah restrukturisasi itu berasal dari sekitar 72.000 debitur atau 10% dari total debitur seluruh segmen. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan upaya restrukturisasi ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam mendukung kelanjutan usaha pelaku bisnis dan perekonomian nasional.

Jahja menegaskan BCA melihat ada potensi peningkatan jumlah restrukturisasi kredit dalam beberapa bulan ke depan hingga sekitar 20-30% dari total kredit yang berasal dari 250.000-300.000 debitur.

"Dalam kondisi saat ini, kami berkomitmen membantu nasabah yang kompeten dalam melalui situasi ekonomi yang tidak menentu akibat dampak pandemi Covid-19. Kami hingga saat ini sedang memproses restrukturisasi kredit kepada nasabah tertentu dalam tiap segmen agar mencapai keberhasilan pemulihan," kata Jahja dalam paparan virtual kinerja keuangan kuartal I-2020, Rabu (27/5/2020).

Lebih lanjut Linda Chandrawati menjelaskan perkiraan perubahan total pendapatan (konsolidasi) pada periode 2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 diprediksi naik 25%.

Sementara, perkiraan perubahan laba (rugi) bersih (konsolidasi) untuk periode 2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 sebesar 25%.

Sepanjang kuartal I-2020, BCA mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 6,58 triliun, atau naik 8,58% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 6,06 triliun.

Sementara laba bersih bank only atau individual BCA pada periode 3 bulan pertama tahun ini yakni sebesar Rp 6,10 triliun, naik 8,61% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,62 triliun.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan pada Rabu ini (27/5/2020), meningkatnya laba bersih perseroan ditopang oleh naiknya pendapatan bunga bersih perseroan secara konsolidasi menjadi Rp 13,68 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 11,98 triliun.

Secara rinci, pendapatan bunga dalam rupiah meningkat jadi Rp 16,15 triliun dari Rp 14,55 triliun pada kuartal I-2019. Sedangkan pendapatan bunga dalam valuta asing secara konsolidasi turun menjadi sebesar Rp 711,44 miliar dari sebelumnya Rp 729 miliar.

Bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini juga membukukan kenaikan aset sebesar 6,08% secara year on year (bank only) atau sebesar 5,87% yoy (secara konsolidasi). Nilai aset selama kuartal I/2020 adalah sebesar Rp 953,70 triliun (bank only) dan secara konsolidasi sebesar Rp 972,93 triliun.

Dari sisi penyaluran kredit, secara individual bank dan konsolidasi BBCA juga meningkat selama kuartal I/2020 yakni masing-masing sebesar 1,6% yoy.

Penyaluran kredit secara secara individual bank selama kuartal I/2020 mencapai Rp 597,73 triliun dari periode yang sama 2019 yakni Rp 588,25 triliun, sementara secara konsolidasi adalah senilai Rp 596,41 triliun dari sebelumnya Rp 586,94 triliun.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Saham BBCA Rekor Tertinggi, Market Cap Tembus Rp 1.004 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular