
Sinyal Gelombang 2 Corona Terkuak, Dow Futures Drop 511 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka indeks saham Amerika Serikat (AS) anjlok di sesi awal perdagangan Senin (15/6/2020), mengindikasikan koreksi lebih jauh ke depan karena i investor cemas melihat gejala gelombang kedua virus corona setelah pembukaan ekonomi AS.
Kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 511 poin, atau sebesar 2%, mengimplikasikan koreksi sebesar 580 poin ketika indeks acuan bursa AS itu dibuka nanti. Kontrak yang sama indeks S&P 500 dan Nasdaq-100 anjlok masing-masing 1,7% dan 1,3%.
Saham-saham yang sempat menguat karena diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi kini bernasib berbeda, dengan anjlok di sesi pra-pembukaan. Saham maskapai United Airlines bablas 6%, saham peritel Gap tertekan setelah pada Mei sempat menguat.
Situasi di pasar berjangka itu mengekor oleh koreksi besar-besaran pekan lalu, dipicu meluasnya ketakutan akan penyebaran kembali virus corona akibat aksi ambil untung para investor.
Indeks Dow Jones dan S&P 500 anjlok masing-masing sebesar 5,5% dan 4,7% pekan lalu, sedangkan Nasdaq tertekan 2,3%. Itu merupakan pekan terburuk sejak 20 Maret bagi ketiganya.
Beberapa negara bagian yang saat ini bakal membuka kembali perekonomian di antaranya adalah Alabama, California, Florida dan North Carolina. Semua melaporkan kenaikan temuan kasus Covid-19. Texas dan North Carolina melaporkan rekor jumlah pasien Corona pada Sabtu.
Di sisi lain, Gubernur New York Andrew Cuomo mengingatkan warga untuk tak memicu munculnya gelombang kedua virus corona. Dia mendapat laporan bahwa ada 25.000 keluhan tentang entitas bisnis yang melanggar aturan tentang penjarakkan sosial (social distancing).
"Memburuknya Covid di beberapa negara masih akan menjadi pemberat pasar, meski perlu kenaikan jumlah yang cukup di AS untuk menciptakan perubahan narasi yang dramatis," tutur pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli dalam laporan riset, yang dikutip CNBC International.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada CNBC International pada Kamis pekan lalu telah menyatakan bahwa penghentian kembali perekonomian untuk memperlambat penyebaran Covid-19 bukanlah opsi yang disiapkan, karena akan "berujung pada kerusakan lebih jauh."
Sepanjang tahun berjalan, indeks S&P 500 anjlok 5,8%, atau masih lebih tinggi sebesar 38% ketimbang posisi terendahnya pada Maret. Indeks Dow Jones terhitung melemah 10,2% secara tahun berjalan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kebijakan Pajak Biden Perberat Pergerakan Dow Futures dkk