
Gelombang Kedua Corona Mengancam, Harga CPO Terpangkas

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melemah pada perdagangan jelang akhir pekan hari ini, Jumat (12/6/2020). Jatuhnya harga minyak dan sentimen ancaman gelombang kedua wabah menjadi sentimen negatif bagi harga CPO.
Harga CPO kontrak pengiriman bulan Agustus melemah 0,89% ke RM 2.345/ton mengekor harga minyak mentah yang ambles ke bawah US$ 40/barel untuk acuan internasional Brent.
Pelemahan harga minyak beberapa hari terakhir dipicu oleh naiknya stok minyak mentah, minyak distilat dan bensin di AS. Selain itu seiring dengan pembukaan ekonomi secara gradual di Negeri Paman Sam, jumlah kasus baru infeksi corona melonjak akhir-akhir ini.
Mengutip CNBC International, Texas sudah dalam 2 hari terakhir mencatat lonjakan yang sangat tinggi jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Sembilan wilayah di California juga melaporkan melonjaknya jumlah kasus infeksi baru.
AS mencatatkan jumlah kasus positif Covid-19 menembus angka lebih dari 2 juta orang di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi. Negeri Paman Sam mewaspadai gelombang kedua pandemi ini setelah AS melaporkan di Texas terdapat 2.504 kasus baru, tertinggi dalam sehari sejak wabah ini muncul.
CPO merupakan salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yang jadi bahan bakar pengganti minyak. Harga minyak yang anjlok membuat CPO untuk biodiesel menjadi kurang ekonomis sehingga berpengaruh terhadap permintaannya.
Kabar terbaru menyebutkan Malaysia akan mengekspor lebih banyak minyak sawit ke India, China dan Uni Eropa yang merupakan pasar terbesar minyak nabati tersebut setelah lockdown semakin dilonggarkan dan bea ekspor Malaysia digratiskan, melansir Reuters.
Saat lockdown konsumsi minyak sawit mengalami penurunan. Minyak kelapa sawit, banyak digunakan di segmen Hotel, Restoran dan Kafe (HoReCa), restoran pinggir jalan dan dalam makanan ringan dan masakan yang tersedia di pasar.
"Sejak lockdown, permintaan untuk minyak sawit menjadi diabaikan sementara permintaan untuk minyak nabati seperti bunga matahari, kedelai, mustard dan kacang tanah, yang sebagian besar dikonsumsi di rumah, naik," kata BV Mehta, direktur eksekutif, Solvent Extractors Association of India.
Kabar baik ini diharapkan mampu membuat prospek harga CPO ke depan setidaknya menjadi lebih baik meski masih ada risiko ketidakpastian yang datang dari ancaman gelombang kedua wabah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO Masih Kuat Naik, On Track Menuju RM 2.400/Ton