
Industri Semen jadi Korban Corona, Penjualan Mei Anjlok 38%

Jakarta, CNBC Indonesia - Merebaknya wabah yang diakibatkan oleh virus corona di Tanah Air, membuat berbagai wilayah di dalam negeri menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibanya penjualan semen domestik pun anjlok signifikan.
Semen Indonesia Group (SIG) melaporkan volume penjualan semen domestik bulan Mei sebesar 3,2 juta ton. Penjualan semen mengalami kontraksi sebesar -38,27% secara year on year (yoy). Padahal Mei tahun lalu total penjualan semen di dalam negeri bisa mencapai hampir 5,2 juta ton.
Penjualan semen di seluruh wilayah Pulau Jawa bulan lalu kompak anjlok hingga dobel digit. Penjualan di Pulau Jawa ambles paling parah hingga -46,46% (yoy). Padahal volume terbesar penjualan berada di Pulau Jawa.
Penjualan semen di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 50,5% dari total penjualan nasional. Sehingga wajar saja jika penjualan secara nasional ikut ambles. Di sepanjang tahun berjalan, SIG mencatat penjualan semen nasional juga mengalami kontraksi dobel digit sebesar -11,92% (yoy).
![]() |
Anjloknya penjualan semen di Tanah Air terimbas oleh merebaknya wabah corona. Indonesia secara resmi melaporkan dua kasus infeksi pertama pada awal Maret. Ketika kasus melonjak signifikan terutama di Pulau Jawa pada awal April, banyak daerah yang menerapkan PSBB.
Orang-orang diminta untuk #stayathome. Ini berarti proses pembelajaran, bekerja hingga ibadah dilakukan di rumah masing-masing. Jika tak ada keperluan mendesak masyarakat diminta untuk tetap tinggal di rumah.
Hal ini jelas berdampak pada aktivitas perekonomian mengingat tidak semua kegiatan dapat dilakukan dapat dilakukan dari rumah. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur pun terhambat karena semua fokus pada pengendalian wabah. Alhasil permintaan terhadap semen pun menurun.
Merebaknya wabah corona memang menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Tanah Air. Jumlah kasus yang terus bertambah semakin mengeskalasi imbasnya terhadap perekonomian.