Industri Semen jadi Korban Corona, Penjualan Mei Anjlok 38%

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
10 June 2020 08:53
Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)
Foto: Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Merebaknya wabah yang diakibatkan oleh virus corona di Tanah Air, membuat berbagai wilayah di dalam negeri menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibanya penjualan semen domestik pun anjlok signifikan.

Semen Indonesia Group (SIG) melaporkan volume penjualan semen domestik bulan Mei sebesar 3,2 juta ton. Penjualan semen mengalami kontraksi sebesar -38,27% secara year on year (yoy). Padahal Mei tahun lalu total penjualan semen di dalam negeri bisa mencapai hampir 5,2 juta ton.

Penjualan semen di seluruh wilayah Pulau Jawa bulan lalu kompak anjlok hingga dobel digit. Penjualan di Pulau Jawa ambles paling parah hingga -46,46% (yoy). Padahal volume terbesar penjualan berada di Pulau Jawa. 

Penjualan semen di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 50,5% dari total penjualan nasional. Sehingga wajar saja jika penjualan secara nasional ikut ambles. Di sepanjang tahun berjalan, SIG mencatat penjualan semen nasional juga mengalami kontraksi dobel digit sebesar -11,92% (yoy).

Volume Penjualan Semen Nasional (Ton)Sumber : Semen Indonesia Group

Anjloknya penjualan semen di Tanah Air terimbas oleh merebaknya wabah corona. Indonesia secara resmi melaporkan dua kasus infeksi pertama pada awal Maret. Ketika kasus melonjak signifikan terutama di Pulau Jawa pada awal April, banyak daerah yang menerapkan PSBB.

Orang-orang diminta untuk #stayathome. Ini berarti proses pembelajaran, bekerja hingga ibadah dilakukan di rumah masing-masing. Jika tak ada keperluan mendesak masyarakat diminta untuk tetap tinggal di rumah. 

Hal ini jelas berdampak pada aktivitas perekonomian mengingat tidak semua kegiatan dapat dilakukan dapat dilakukan dari rumah. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur pun terhambat karena semua fokus pada pengendalian wabah. Alhasil permintaan terhadap semen pun menurun.

Merebaknya wabah corona memang menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Tanah Air. Jumlah kasus yang terus bertambah semakin mengeskalasi imbasnya terhadap perekonomian. 

[Gambas:Video CNBC]



Saat pandemi merebak di dalam negeri dan prospek ekonomi jadi gloomy. Saham-saham Tanah Air ditinggalkan oleh investor. Saham SMGR dan INTP pun terjun bebas pada Maret lalu. 

SMGR dan INTP merupakan pemain besar semen di Indonesia. Pangsa pasar keduanya jika digabungkan mencapai lebih dari 75% di sepanjang tahun ini. Nilai kapitalisasi pasar SMGR bahkan sempat anjlok hingga 50%.

Namun seiring dengan berjalannya waktu dan risk appetite investor berangsur pulih akibat kabar baik yang datang dari pengembangan vaksin dan stimulus, harga saham mulai menguat. Termasuk saham SMGR & INTP. 

Koreksi yang dalam mulai terpangkas, secara year to date (ytd) harga saham SMGR masih terkoreksi sebesar 21,25%, sementara untuk harga saham INTP masih anjlok 33,64%.

Beberapa wilayah yang sudah melaporkan adanya penurunan kasus seperti di DKI Jakarta sudah mulai melonggarkan pembatasan sosialnya meski bertahap. Ibu Kota bersiap untuk menyongsong era new normal yang aman, sehat dan produktif. 

Jika kasus terus berkurang dan semakin banyak wilayah yang melonggarkan PSBB sehingga puncak wabah bisa terlewati Juni ini, maka penjualan semen berpotensi untuk terdongkrak lagi. Namun risiko masih ada. Ancaman gelombang kedua wabah masih mengintai. Itulah hal yang harus diwaspadai.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular