
Reli Sudah Terlalu Panjang, Obligasi RI Hari Ini Ditinggalkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari Senin ini (8/6/2020) terkoreksi yang terdorong oleh selera risiko (risk appetite) investor.
Hal ini tercermin dari lonjakan pasar saham global termasuk Indonesia, hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,5% ke level 5.070,56, bahkan sempat menembus level psikologis 5.100.
Data Refinitiv menunjukkan koreksi harga surat utang negara (SUN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 6,80 basis poin (bps) menjadi 7,605%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Yield Obligasi Negara Acuan 8 Juni'20
Seri | Jatuh tempo | Yield 5 Juni'20 (%) | Yield 8 Juni'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 8 Juni'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.654 | 6.69 | 3.60 | 6.7292 |
FR0082 | 10 tahun | 7.074 | 7.109 | 3.50 | 7.2282 |
FR0080 | 15 tahun | 7.537 | 7.605 | 6.80 | 7.6563 |
FR0083 | 20 tahun | 7.544 | 7.597 | 5.30 | 7.6237 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) yang juga menurun. Indeks tersebut turun 1,17 poin atau 0,42% menjadi 275,62 dari posisi kemarin 276,79.
Pelemahan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan stagnasi rupiah di pasar valas. Pada hari Senin ini (8/6/2020), Rupiah stagnan atau 0,00% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 13.850/US$ di pasar spot.
Obligasi RI Terburuk Kelima
Koreksi harga SUN senada dengan pelemahan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terburuk kelima.
Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau melemah, yang kesemuanya hampir mencatatkan kenaikan tingkat yield, kendati bervariatif. Surat utang negara yang paling melemah yaitu Afrika Selatan, yang mengalami kenaikan tingkat yield sebesar 14,00 basis poin (bps).
Hal tersebut mencerminkan investor global sedikit menjauh atau membuang aset pendapatan tetap (fixed income) Tanah Air dan masuk ke aset berisiko seperti saham.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 5 Juni'20 (%) | Yield 8 Juni'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 6.8 | 6.82 | 2.00 |
China (A+) | 2.875 | 2.855 | -2.00 |
Jerman (AAA) | -0.312 | -0.284 | 2.80 |
Prancis (AA) | -0.001 | 0.0788 | 7.98 |
Inggris Raya (AA) | 0.322 | 0.354 | 3.20 |
India (BBB-) | 5.826 | 5.809 | -1.70 |
Jepang (A) | 0.041 | 0.05 | 0.90 |
Malaysia (A-) | 3.048 | 3.072 | 2.40 |
Filipina (BBB) | 3.285 | 3.319 | 3.40 |
Rusia (BBB) | 5.62 | 5.72 | 10.00 |
Singapura (AAA) | 1.043 | 1.059 | 1.60 |
Thailand (BBB+) | 1.35 | 1.36 | 1.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.8452 | 0.922 | 7.68 |
Afrika Selatan (BB+) | 8.79 | 8.93 | 14.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya